Jepang Terima 1.700 Pesan Duka Cita dari 259 Negara untuk Eks PM Abe

Jepang menerima pesan belasungkawa untuk mantan Perdana Menteri, Shinzo Abe, hingga 1.700 pesan dari 259 negara.

Jumlah pesan belasungkawa itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimi Hayashi, di hari pemakaman Abe pada Selasa (12/7).

Lihat Juga : Apa Itu Gereja Unifikasi, Sekte yang Terseret Pembunuhan Shinzo Abe?

Salah satu pesan itu muncul dari Amerika Serikat. Pada Senin (11/7) lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mampir ke Tokyo untuk menyampaikan belasungkawa dan memberi penghormatan kepada Abe.

Menurut laporan AFP, Blinken menggambarkan Abe sebagai orang yang memiliki visi.

Pesan belasungkawa juga datang dari wakil presiden Taiwan, William Lai, yang juga berada di Tokyo. Lawatan yang tak terduga sebelumnya.

[Gambas:Video CNN]

Kunjungan ini berpotensi membuat China geram, meskipun Lai disebut bepergian secara pribadi. Hayashi juga menilai tak ada perubahan pada kebijakan Jepang soal hubungan kerja non-pemerintah dengan Taiwan.

Abe meninggal usai ditembak mantan Angkatan Laut Jepang, Tetsuya Yamagami. Tak lama setelah insiden, polisi berhasil membekuk dia.

Petugas kepolisian juga melakukan penggeledahan di kediamannya dan menemukan senjata rakitan. Yamagami disebut melakukan uji coba senjata rakitannya di area pegunungan.

Lihat Juga : China Murka karena Wapres Taiwan Melayat ke Pemakaman Shinzo Abe

Yamagami merencanakan pembunuhan itu sejak satu tahun lalu. Ia menganggap Abe bagian dari organisasi yang dibenci, sehingga eks PM itu menjadi target yang ia buru.

Peluru dari pistol Yamagami meluncur saat Abe tengah berpidato di depan stasiun Kota Nara pada Jumat (8/7) siang.

Abe menderita luka di leher hingga dada akibat serangan itu. Ia juga mengalami henti jantung usai penembakan.

Setelah lima jam kemudian, Abe dinyatakan meninggal dunia imbas pendarahan hebat. Jenazah Abe dilaporkan di kremasi di Pemakaman Kirigaya, Selasa ini.

Peringatan Abe untuk publik kemungkinan akan digelar beberapa hari kemudian.

Abe memiliki trah politik dalam darahnya. Ia juga menjadi perdana menteri termuda pascaperang dunia II. Abe memimpin Jepang di usia 52 tahun pada 2006 hingga 2007.

Lihat Juga : Presiden Sri Lanka Coba Kabur Lewat Jalur Laut usai Dicegat Imigrasi

Lalu pada 2012, ia kembali terpilih menjadi perdana menteri menggantikan Yoshihiko. Kemudian pada Agustus 2020, Abe mengundurkan diri karena masalah kesehatan.

Selama memimpin, ia menerapkan kebijakan moneter yang cenderung kontraktif seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi neraca bank sentral. Abe juga diduga terlibat sejumlah skandal, termasuk tuduhan kronisme.

Meski kritik menghujani dirinya, ia panen pujian karena strategi ekonomi yang disebut Abenomics. Abe berusaha menempatkan Jepang di panggung global, dan memupuk hubungan dekat dengan mantan presiden AS, Donald Trump.