Massa Tarik Diri Usai Duduki Gedung-gedung Pemerintah Sri Lanka

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2022 03:13 WIB
Para pedemo Sri Lanka mengaku meninggalkan gedung-gedung pemerintahan yang telah diduduki usai Presiden Gotabaya Rajapaksa minggat ke Maladewa.
Massa menduduki kantor Perdana Menteri Sri Lanka. (AP/Eranga Jayawardena)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para pedemo Sri Lanka mengaku meninggalkan gedung-gedung pemerintahan yang telah diduduki usai Presiden Gotabaya Rajapaksa minggat ke Maladewa. Tindakan ini juga sebagai bentuk protes atas krisis ekonomi yang mendera negara itu.

"Kami menarik diri secara damai dari Istana Kepresidenan, Sekretariat Presiden dan Kantor Perdana Menteri dengan segera, tetapi akan melanjutkan perjuangan kami," kata juru bicara aksi massa, Kamis (14/7) dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu aktivis yang terlibat dalam gerakan itu juga buka suara.

"Ada gerakan menyerahkan kembali gedung-gedung ke pihak berwenang" salah satu aktivis yang terlibat kampanye #GotaGoHome.

[Gambas:Video CNN]

Sebelumnya, perwakilan massa terlibat dialog dengan pihak berwenang. Pemerintah Sri Lanka meminta massa yang menduduki gedung pemerintahan untuk pergi meninggalkan bangunan tersebut.

Presiden sementara yang juga Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, menuntut evakuasi gedung-gedung pemerintahan. Dia juga menginstruksikan pasukan keamanan untuk melakukan pemulihan.

"[Pasukan keamanan silakan] melakukan apa yang diperlukan guna memulihkan ketertiban," kata Wickremesinghe.

Ribuan orang menggeruduk Istana Presiden, kantor perdana menteri pada Rabu (13/7) usai Rajapaksa kabur ke Maladewa. Mereka tak puas dengan keputusan Rajapaksa yang menunjuk Wickremesinghe menjadi presiden sementara. Bagi mereka, kroni-kroni Rajapaksa tak boleh lagi menguasai negara.

Para pedemo juga merangsek ke kediaman Rajapaksa. Militer kemudian disebut menyelamatkan dan menyembunyikan presiden Sri Lanka di pangkalan militer. Ia lalu terbang ke Maladewa bersama keluarganya demi menghindari amukan warga.

Sementara itu, situasi di dalam negeri Sri Lanka makin tak karuan. Usai serbuan massa di kantor PM, Wickremesinghe mengatakan para demonstran ingin menghentikan dia sebagai presiden sementara.

"Kami tak bisa membiarkan fasis mengambil alih. Itulah mengapa saya mendeklarasikan status darurat dan aturan jam malam," ucap dia.

Namun, beberapa jam kemudian status darurat dan jam malam dicabut.

Imbas aksi itu tercatat 85 orang mengalami luka-luka. Banyak dari mereka menderita sesak napas imbas tembakan gas air mata dari pasukan keamanan.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER