Pedemo Sri Lanka bersukacita karena aksi besar-besaran mereka berhasil mendesak Presiden Gotabaya Rajapaksa hingga kabur dan mengundurkan diri pada Jumat (15/7).
"Kami bahagia sekali hari ini dia [Rajapaksa] telah mengundurkan diri dan kami merasa bahwa saat kita, orang-orang, datang bersama-sama, kita bisa melakukan segalanya," kata seorang demonstran, Arinandan, kepada Reuters.
Ia kemudian berujar, "Kami adalah kekuatan yang sejati."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rajapaksa resmi mundur dari jabatan presiden Sri Lanka setelah parlemen menerima surat pengunduran dirinya pada hari ini. Ia kini berada di Singapura usai sempat kabur ke Maladewa.
Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena, menerima surat pengunduran Rajapaksa yang dikirim langsung dari Singapura. Ia juga sudah memeriksa keaslian dokumen tersebut.
"Dari titik ini, kami akan bergerak menunjuk presiden baru secara konstitusional," ucap Abeywardena, dikutip Reuters.
Abeywardena berharap parlemen bisa melengkapi proses pemilihan presiden baru dalam kurun waktu sepekan.
Parlemen akan berkumpul kembali pada Sabtu (16/7) untuk mempersiapkan pemungutan suara guna menentukan presiden Sri Lanka selanjutnya pada 20 Juli mendatang.
Sembari menunggu pemungutan suara parlemen, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sudah dilantik sebagai presiden sementara pada hari ini.
Perombakan pemerintahan ini terjadi karena desakan rakyat yang sudah menggelar demonstrasi besar-besaran akibat krisis beberapa bulan ini.
Sepekan belakangan, demonstrasi kian membara. Para demonstran menduduki rumah presiden, bahkan membakar kediaman perdana menteri.
Mereka juga menduduki gedung-gedung pemerintahan, termasuk kantor perdana menteri.