Salah satu warga negara Indonesia (WNI) yang kini berada di Amerika Serikat mengaku kaget karena antrean panjang terjadi di sana kala inflasi.
"Saya sudah lima tahun di sini dan ini pertama kali saya melihat orang mengantre makanan. Bukan antre, lebih tepatnya area perbelanjaan itu penuh banget. Area perbelanjaan itu benar-benar ramai dikunjungi," kata Zafran Arif, mahasiswa jurusan Matematika Terapan di Washington State University yang sekarang berada di Kota Pullman, kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Zafran, biasanya dia bisa berbelanja dengan santai di pasar swalayan. Namun, sekarang jadi benar-benar ramai saat inflasi terjadi.
"Antrenya itu mungkin pas mau bayar kasirnya itu. Namun, ini pertama kali saya merasakan [pasar swalayan] ramai sekali selama lima tahun saya di Amerika," katanya.
"Ini [antrean di pasar swalayan] merupakan fenomena yang jarang terjadi di sini, bisa saja sebenarnya dikarenakan faktor lain dan kebetulan momennya saat inflasi. Jadi mungkin belum pasti juga fenomena ini terjadi karena inflasi tersebut."
Zafran juga menyampaikan tingkat kepenuhan di pasar swalayan meningkat sepuluh sampai 15 persen ketimbang biasanya.
Namun, Zafran mengaku antrean sekarang masih lebih baik ketimbang pandemi Covid-19, mengingat dahulu kala pandemi masyarakat panik dan menumpuk beberapa barang, seperti makanan, masker, dan tisu toilet.
"Tapi kalau misalkan untuk kasus kayak inflasi, itu baru terasa sekarang ini. Dahulu saya tidak pernah melihat [antrean seperti ini]," katanya.
Menurut Zafran, ekonomi Amerika Serikat selama lima tahun ia tinggal di sana cukup baik-baik saja.
"Hanya kalau misalkan mau dilihat ini kan tertinggi dari 40 tahun. Hampir tertinggi di 40 tahun sejarah Amerika, 40 tahun terakhir. Jadi kalau misalkan dibilang lima tahun terakhir atau sepuluh tahun terakhir, itu kayaknya inflasi tidak separah ini," tutur Zafran.
Sebagaimana diberitakan CNN, inflasi AS mencapai 9,1 persen dari tahun sebelumnya. Data ini dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja pada Rabu (13/7).
Angka tersebut berada dalam tingkat tertinggi selama lebih dari 40 tahun, pun tertinggi ketimbang prediksi sebelumnya, yakni sebanyak 8,8 persen.
Akibat inflasi ini, ribuan warga AS harus mengantre di Bank Pangan demi mendapatkan pasokan pangan dan menghemat biaya hidup mereka, yang juga semakin sulit karena kenaikan harga bahan bakar.
(blq/pwn/bac)