Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, mengundurkan diri pada Kamis (21/7). Eropa pun dianggap kehilangan salah satu "pilar" di tengah masa-masa kritis saat ini.
Associated Press melaporkan bahwa Draghi menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Sergio Mattarella saat bertemu di Istana Quirinale pada Kamis pagi.
Kantor Mattarella kemudian menyatakan bahwa mereka sudah "mencatat" pengunduran diri Draghi ini. Namun, mereka meminta agar pemerintahan Draghi tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Draghi mengundurkan diri di tengah isu perpecahan yang kian kuat di dalam koalisi partai berkuasa.
Pada 14 Juli lalu, Draghi sebenarnya sudah sempat mengajukan pengunduran diri karena merasa sudah tak mendapat dukungan dari anggota parlemen yang dulu mengusungnya.
Saat itu, ia mengatakan bahwa pemerintahan yang dulu terbentuk atas kesepakatan koalisi sudah tak ada lagi. Komitmen yang mereka bangun juga sudah hilang.
Namun, saat itu Mattarella menolak pengunduran diri Draghi. Dia ingin Draghi berbicara di hadapan parlemen untuk menjelaskan lebih jauh soal krisis politik yang dihadapi.
"Presiden Republik tak menerima pengunduran diri dan meminta perdana menteri hadir di hadapan parlemen untuk melakukan komunikasi," demikian pernyataan resmi Kepresidenan Italia yang dikutip CNN.
Draghi menjadi perdana menteri Italia sejak 2021 lalu, di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang menerjang negara ini. Ia dianggap menerapkan kebijakan yang tepat menangani pandemi corona.
Namun belakangan, Draghi diterpa serentetan masalah, mulai dari inflasi akibat perang Rusia-Ukraina, hingga komitmen untuk menjalankan program pemulihan pandemi yang memakai dana Uni Eropa.
Pengunduran diri Draghi ini dianggap dapat menyebabkan Eropa tambah tak stabil di tengah berbagai ketidakpastian di kawasan belakangan ini.
Menteri Urusan Eropa Prancis, Laurence Boone, pun menyayangkan pengunduran diri Draghi. Menurutnya, Eropa akan kehilangan salah satu pilarnya di tengah ketidakpastian ini.
"Italia akan memasuki periode yang lebih tidak stabil dari sebelumnya. Saya ingin mengenang Mario Draghi sebagai negarawan luar biasa, yang merupakan rekan Prancis," tuturnya, seperti dilansir AFP.
Ia kemudian berkata, "Kita bekerja sama dengan baik. Dia adalah pilar Eropa."