Penembakan di Pesta Kelulusan Filipina, 3 Tewas Termasuk Eks Wali Kota

CNN Indonesia
Senin, 25 Jul 2022 15:18 WIB
Penembakan di acara kelulusan salah satu universitas bergengsi di Filipina menewaskan tiga orang termasuk salah satu eks wali kota.
Penembakan di acara kelulusan salah satu universitas bergengsi di Filipina menewaskan tiga orang termasuk salah satu eks wali kota. (Foto: iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas akibat penembakan saat upacara perayaan kelulusan di salah satu universitas di Kota Quezon, Filipina, Minggu (24/7). Salah satu korban tewas dalam insiden itu adalah mantan Wali Kota Lamitan, Rose Furigay.

Menurut keterangan kepala kepolisian Kota Quezon, Remus Medina, penembakan ini tampaknya ditujukan untuk membunuh mantan wali kota itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Medina menerangkan Furigay ditembak saat ia tengah menghadiri kelulusan anak perempuannya di Universitas Ateneo de Manila, salah satu universitas bergengsi Filipina.

Sementara itu, dua korban tewas lainnya adalah petugas keamanan kampus dan pria yang belum teridentifikasi.

Imbas penembakan ini, Universitas Ateneo membatalkan acara kelulusan tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, terduga pelaku, yang sempat terluka setelah baku-tembak dengan petugas keamanan kampus, ditangkap dalam kejar-kejaran mobil. Ia kini sedang diinterogasi, kata Medina.

"Dia tampaknya adalah pembunuh bayaran," tutur Medina. Medina juga menyampaikan pelaku ditemukan dengan membawa dua pistol.

Medina juga menyampaikan pelaku tidak memiliki kerabat dalam acara kelulusan tersebut. Namun, ia adalah seorang warga asli Kota Lamitan, Provinsi Basilan.

Sebagaimana diberitakan CNN, wilayah tersebut merupakan markas kelompok ekstremis pro-ISIS Abu Sayyaf. Kelompok itu dikenal sering mencuri dan menculik warga.

Sementara itu, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dalam sebuah pernyataan berjanji bakal menyelidiki pembunuhan ini dengan sungguh-sungguh.

"Kami meminta badan penegak hukum negara untuk menginvestigasi pembunuhan ini dengan cepat dan teliti, pun membuat siapapun yang terlibat bertanggung jawab," kata Marcos Jr.

Seperti Amerika Serikat, Filipina mengizinkan masyarakat memiliki senjata api dengan izin dan berbagai syarat ketat. Namun, petugas kepolisian di negara itu boleh saja membawa pistol dan senjata api saat berjaga di pusat perbelanjaan, perkantoran, bank, restoran, dan sekolah.



(pwn/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER