Kementerian Luar Negeri Indonesia mengutuk serangan Israel di Jalur Gaza Palestina yang menyebabkan setidaknya 41 orang tewas termasuk anak-anak dan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil langkah nyata.
"Indonesia mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel di Gaza yang telah mengakibatkan tewasnya masyarakat sipil, termasuk anak-anak," demikian bunyi pernyataan resmi Kemlu RI di Twitter, Minggu (7/8) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut kemudian berlanjut, "Indonesia mendorong PBB segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan tindakan kekerasan dan agresi tersebut."
Dengan demikian, lanjut mereka, korban berjatuhan bisa berkurang dan situasi yang memburuk bisa terhindari.
Israel menyerang Jalur Gaza dengan serangan bom udara sejak Jumat hingga Sabtu pekan lalu dan menewaskan banyak warga sipil serta anak-anak.
Namun, Israel membantah serangan mereka telah menewaskan anak-anak. Pasukan Tel Aviv mengklaim yang menyebabkan anak-anak itu tewas justru gempuran milisi gaza yang gagal ke negaranya.
"Pasukan keamanan Israel tak menyerang Jabalia dalam beberapa jam belakangan. Insiden ini justru terbukti akibat salah tebak roket yang dilakukan Jihadi Islam," demikian pernyataan pemerintah Israel dikutip AFP.
Kemudian pada Minggu kemarin, pasukan Israel dan Jihadi Islam sepakat menyepakati gencatan senjata. Kesepakatan itu mulai berlaku pada 23.30 waktu setempat.
Kesepakatan itu terwujud berkat mediasi Mesir. Dalam kesepakatan ini, Kairo juga akan membantu membebaskan dua tahanan Palestina, Baseem al Saadi dan Khalil Awadeh.
Saadi merupakan tokoh senior politik Jihad Islam, sementara Awawdeh, adalah salah satu anggota milisi itu.
Namun usai gencatan senjata disepakati, Pasukan Israel kembali meluncurkan serangan ke jalur Gaza. Sirine pun meraung.
Mereka mengklaim melakukan serangan itu sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan Jihadi Islam ke Israel.