Sederet kabar meramaikan berita internasional akhir pekan, mulai dari penyelidikan penikaman Salman Rushdie hingga China geram karena delegasi Kongres Amerika Serikat berkunjung ke Taiwan.
Penyelidikan kasus penikaman Salman Rushdie langsung berjalan sehari setelah kejadian di New York, Amerika Serikat. Jaksa setempat menyatakan bahwa pelaku, Hadi Matar, merencanakan pembunuhan terhadap Rushdie.
"Ini merupakan serangan yang sudah ditargetkan, tidak diprovokasi, dan sudah direncanakan," ujar jaksa Jason Schmidt, seperti dikutip Associated Press.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Schmidt mengatakan Matar melakukan langkah-langkah dengan sengaja agar dia dapat menyakiti Rushdie.
Langkah itu termasuk izin masuk ke tempa Rushdie memberikan kuliah di Chautauqua Institution. Selain itu, ia juga tiba lebih awal dengan membawa identitas palsu.
Matar kemudian menikam Rushdie berkali-kali di bagian leher sesaat sebelum Rushdie memberikan materi di institusi tersebut pada Jumat pekan lalu.
Selain penikaman Rushdie, kebakaran di salah satu gereja Kristen Koptik di Mesir yang menewaskan 41 orang pada Minggu (14/8) juga menyedot perhatian.
Kebakaran di gereja Abu Sifin di Imbaba tersebut diduga terjadi akibat korsleting listrik.
Ketika kejadian, sejumlah jemaat melompat keluar jendela. Sementara itu, beberapa orang lainnya terlihat menerjang kobaran api demi menyelamatkan anak-anak.
Tak hanya itu, sejumlah orang di sekitar gereja juga langsung bergegas ke tempat ibadah itu untuk menyelamatkan para jemaat yang terperangkap.
Delegasi Kongres Amerika Serikat tiba di Taiwan pada Minggu, memicu amarah China yang sudah mengamuk dengan menggelar latihan militer besar-besaran usai kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Nancy Pelosi.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan bahwa kelima anggota delegasi Kongres tersebut bakal bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen.
Tak hanya itu, mereka juga akan menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Joseph Wu selama kunjungan tersebut.
Kantor berita pemerintah China, Xinhua, pun langsung merilis berita bertajuk "Politikus AS harus berhenti bermain api mengenai Taiwan."