Zelensky Undang Erdogan dan Guterres ke Ukraina Kamis Ini

CNN Indonesia
Rabu, 17 Agu 2022 12:21 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekjen PBB Antonio Guterres akan mengunjungi Ukraina bertemu Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (18/7).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekjen PBB Antonio Guterres akan mengunjungi Ukraina bertemu Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (18/7). (AFP/ADEM ALTAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekjen PBB Antonio Guterres akan mengunjungi Ukraina bertemu Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (18/7).

"Atas undangan Presiden Volodymyr Zelensky, sekretaris jenderal akan berada di Lviv pada hari Kamis untuk menghadiri pertemuan trilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Ukraina," kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dikutip dari Kyiv Post, Rabu (17/8).

Pertemuan tersebut akan membahas soal solusi politik terkait konflik yang tengah terjadi. "Saya tidak ragu bahwa masalah pembangkit listrik tenaga nuklir akan diangkat," Dujarric.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guterres disebut akan melanjutkan perjalanan ke kota pelabuhan Odesa di Ukraina yang merupakan salah satu dari tiga pelabuhan yang digunakan dalam kesepakatan baru-baru ini untuk mengekspor biji-bijian dari negara yang dilanda perang.

Ukraina dan Rusia sebagai dua pengekspor biji-bijian terbesar di dunia sebelumnya telah menyetujui kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki bulan lalu untuk membuka blokir pengiriman biji-bijian Laut Hitam setelah invasi Rusia.

Kementerian infrastruktur Ukraina mengatakan kapal carteran PBB yang mengangkut biji-bijian berangkat dari Ukiran menuju Afrika pada Selasa, (16/8). Kapal berangkat dari pelabuhan Ukraina Pivdennyi dan akan berlayar ke Djibouti untuk pengiriman ke Ethiopia.

Ukraina mengatakan pihaknya berharap dua atau tiga pengiriman serupa akan segera menyusul.

Sementara itu, pemerintah Turki berharap kesepakatan kedua negara dapat mengurangi risiko krisis pangan internasional yang disebabkan oleh invasi militer Rusia ke Ukraina. Apalagi Ukraina dan Rusia merupakan pengekspor makanan terbesar di dunia.

Diketahui, sejak pelabuhan Ukraina ditutup, pasokan bahan pangan dunia mulai berkurang. Harga gandum, misalnya, melonjak drastis.

Tetapi Rusia membantah bertanggungjawab atas memburuknya krisis pangan dunia. Sebaliknya, Rusia malah menyalahkan sanksi negara Barat karena memperlambat ekspor makanan dan pupuk.

[Gambas:Video CNN]



(fby/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER