Pemerintah Suriah membantah memegang atau memiliki informasi tentang keberadaan Austin Tice, seorang jurnalis Amerika yang menghilang satu dekade lalu saat liputan perang saudara di Negara Timur Tengah itu.
"Menyangkal telah menculik atau menyembunyikan warga Amerika yang memasuki wilayahnya atau tinggal di daerah-daerah di bawah kedaulatan dan otoritas Pemerintah Suriah," kata Kementerian Luar Negeri Suriah seperti yang dikutip CNN, Rabu (17/8).
Komentar itu muncul seminggu setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington tahu dengan pasti bahwa Tice ditahan oleh Pemerintah Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Suriah telah berulang kali membantah bahwa mereka menahan Tice, tetapi sebelum pernyataannya pada hari Rabu, mereka tidak membahas keberadaan jurnalis itu secara terbuka sejak 2016.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Israel Serang Suriah hingga Terduga Pembunuh Khashoggi Ditangkap |
Tice menghilang di Damaskus, Ibu Kota Suriah, saat dia bekerja sebagai jurnalis lepas untuk CBS, The Washington Post, dan The McClatchy Company.
Keluarga Tice mengatakan Austin sedang bepergian di pinggiran Damaskus, Darayya, untuk mengerjakan salah satu karya terakhirnya untuk musim panas pada 13 Agustus 2012, ketika dia ditahan di sebuah pos pemeriksaan.
Dia seharusnya berangkat ke Libanon keesokan harinya. Penduduk asli Texas dan veteran Korps Marinir AS itu seharusnya pulang untuk menyelesaikan tahun terakhir sekolah hukumnya di Universitas Georgetown.
Sejak itu, satu-satunya informasi yang diterima keluarga Tice dari para penculiknya adalah video 43 detik yang muncul lima minggu setelah dia menghilang.
Video itu berjudul "Austin Tice is Alive" dan menunjukkan Tice dan sekelompok pria bersenjata, tetapi tidak berisi informasi lain.
(tim/isn)