Amerika Serikat mengkritik keputusan Israel untuk menutup sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) Palestina, satu langkah yang langka terjadi mengingat hubungan dekat kedua negara.
"Kami khawatir mengenai keputusan pasukan keamanan Israel untuk menutup enam kantor LSM Palestina di Ramallah dan sekitarnya hari ini," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, Kamis (18/8).
Sebagaimana dilansir AFP, Price melontarkan pernyataan ini tak lama setelah militer Israel menggerebek tujuh kantor LSM Palestina di Ramallah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari ketujuh LSM itu, enam di antaranya sudah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Israel karena diduga terkait dengan kelompok militan Fron Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
Israel dan sejumlah negara Barat menganggap PFLP sebagai kelompok teroris. Namun, Israel sama sekali tak membeberkan bukti yang menunjukkan keterkaitan keenam LSM itu dengan PFLP.
Keenam LSM itu pun membantah tudingan bahwa mereka terkait dengan PFLP. AS pun tak mengantongi bukti keterkaitan keenam LSM itu dengan PFLP.
"Posisi dan pendekatan kami terhadap organisasi-organisasi ini tak berubah. Kami tak punya bukti apa-apa beberapa bulan belakangan untuk mengubah posisi kami," ucap Price.
Sejumlah pejabat AS pun mengaku sudah menghubungi rekan mereka "di level senior" di Israel guna menghimpun informasi tambahan mengenai LSM-LSM tersebut.
Selain keenam LSM tersebut, kantor Komite Serikat Kesehatan Kerja juga ditutup dalam operasi pada Kamis ini. Israel memang sudah melarang operasional lembaga itu di Tepi Barat sejak 2020 lalu.
(has)