Duta Besar Ukraina di Jakarta, Vasyl Hamianin, mengatakan sebetulnya Rusia ingin menghancurkan pemerintah Ukraina dalam waktu tiga hari. Namun, karena perlawanan yang masif gempuran berlangsung hingga enam bulan.
"Seberapa mampu mereka [Rusia] mencoba membuat kita menyerah? Ini tidak akan terjadi," ujar Vasyl dalam acara untuk memperingati kemerdekaan Ukraina ke-31, Stand for Freedom di Jakarta Pusat, Rabu (24/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian berujar, "Saya ulangi, kedengarannya menyedihkan tetapi hasilnya menunjukkan kepada kita bahwa tiga hari untuk mengokupansi dan membuat pemerintah Ukraina menyerah tak terjadi. [Malah] hari 24 [Agustus] tepat enam bulan."
Sejumlah intelijen Barat sebelumnya mengatakan rencana invasi Rusia ke Ukraina hanya berlangsung sepekan. Namun, karena perlawanan yang sengit dari pasukan Kyiv, konflik terus berlanjut hingga sekarang.
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Presiden Vladimir Putin mengatakan alasan menyerbu negara tetangganya untuk demileterisasi dan denazifikasi.
Hari-hari setelah itu ledakan dan pertempuran terus jadi. Perang kini tengah sengit di Ukraina timur.
Sejak awal Rusia menginvasi Ukraina, mereka berhasil menguasai sejumlah wilayah. Di antaranya, Luhansk dan Donetsk atau yang biasa disebut Donbas, Melitopol, Kherson, Berdyansk, Mariupol dan Zaporizhzhia
Meski berada di bawah bayang-bayang perang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan pihaknya masih akan tetap berjuang, bertahan, dan melakukan banyak hal.
Ia juga memperingatkan kepada warganya di hari-hari mendatang bisa saja Rusia melakukan kekejaman.
Belum lama ini, Amerika Serikat memprediksi Rusia mempersiapkan serangan terbaru ke sejumlah infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina dalam waktu dekat.
(bac)