Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Perdana Menteri Kanada, Chrystia Freeland, mengalami pelecehan di Gedung Grande Prairie, Alberta.
Video soal pelecehan itu menyebar luas di media sosial. Di Twitter, rekaman itu telah dilihat ribuan kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang Anda lakukan?" kata seorang laki-laki dalam video kepada Freeland.
Ia juga melabeli wakil PM itu sebagai pengkhianat dan pelacur.
[Gambas:Video CNN]
Freeland mengunjungi Alberta karena tugas kenegaraan. Di wilayah ini, ia akan bertemu dengan para pejabat provinsi, pelaku usaha, dan para pekerja.
Pelecehan terhadap Freeland membuat Perdana Menteri Justin Trudeau geram.
"Kita melihat serangan, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri seperti apa negara kira kita, negara seperti apa yang kita inginkan," ujar Trudeau dalam sebuah pidato dikutip Reuters, Minggu (28/8).
Sebelum terjun ke arena politik, Freeland menghabiskan 20 tahun sebagai jurnalis.
Ia sempat menjadi koresponden lepas yang berbasis di Ukraina untuk Financial Times, Washington Post, dan The Economist.
Pada 2010, Freeland juga sempat bergabung dengan Thomson Reuters Kanada. Di sini, ia menjadi direktur pelaksana perusahaan dan editor berita.
Selain jurnalis, Freeland menjadi penulis yang penuh dedikasi.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Chrystia Freeland telah menulis dua buku yakni Sale of the Century: The Inside Story of the Second Russian Revolution (2000); dan Plutokrat: Bangkitnya Orang Kaya Super Global Baru dan Kejatuhan Semua Orang Lain (2012).
Plutokrat telah menjadi buku terlaris internasional dan memenangkan Penghargaan Lionel Gelber dan Penghargaan Buku Bisnis Nasional.
Setelah 2013, ia mulai menjajaki arena politik Kanada. Di tahun ini, ia terpilih sebagai anggota parlemen untuk Toronto Center.
Dua tahun kemudian, ia terpilih sebagai anggota Rosedale. Pada 2019 dan 2021 Freeland juga terpilih kembali menjadi anggota parlemen.
Selain sarat pengalaman di parlemen, Freeland juga sempat menjabat sebagai Menteri Perdagangan Internasional Kanada pada 2015 hingga 2017.
Selama masa jabatan itu, ia berhasil menegosiasi perjanjian perdagangan bebas Kanada dengan Uni Eropa, CETA.
Setelah jadi Mendag, ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Kanada. Sebagai Menlu, perempuan itu berhasil memimpin dan menegosiasikan ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) antara Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.
Kemudian pada 2019, Freeland diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Urusan Antar Pemerintah. Dalam jabatan ini, ia memimpin tanggapan Kanada terhadap pandemi Covid-19, demikian dikutip dari situs resmi PM Kanada.
Setahun setelahnya, ia juga diangkat menjadi Menteri Keuangan.
Freeland juga dikenal sebagai advokat terkemuka untuk demokrasi, hak asasi manusia dan multikulturalisme di dunia.
Perempuan itu lahir di Peace River Alberta pada 2 Agustus 1968. Ia menamatkan pendidikan di Universitas Harvard dan melanjutkan studi di Universitas Oxford.