Biang Kerok Banjir Bandang di Pakistan yang Tewaskan 1.033 Orang

CNN Indonesia
Senin, 29 Agu 2022 09:26 WIB
Banjir di Pakistan telah menewaskan 1.033 orang sejak Juni lalu, apa penyebab banjir besar di negara itu?
Banjir bandang di Pakistan. (REUTERS/STRINGER)

Sementara itu, pakar perubahan iklim yang berbasis di Islamabad, Ali Tauqeer Sheikh, mengatakan banjir kali ini disebabkan perencanaan pembangunan yang minim dan perubahan iklim.

"Kali ini ada beberapa jenis seperti banjir perkotaan, banjir bandang, dan banjir akibat semburan gletser," kata Ali kepada Al Jazeera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakistan merupakan negara yang memiliki jumlah gletser tertinggi di luar wilayah kutub.

Ia juga bercerita bahwa banjir kali ini berbeda dengan banjir besar 2010. Ketika itu banjir berasal aliran sungai, artinya sebagian besar yang terdampak di sekitar Sungai Indus dan bisa diprediksi.

"Frekuensi banjir [tahun ini] juga meningkat. Perubahan iklim adalah ancaman ganda," jelas Ali lagi.

Ia kemudian berujar, "Apa yang kita lihat di negara ini adalah defisit pembangunan. Bukan cuma curah hujan yang berlebihan dan menyebabkan masalah, tetapi persiapan dan infrastruktur yang tak memadai."

Sementara itu sejumlah pejabat menyalahkan banjir imbas perubahan iklim yang disebabkan manusia. Mereka menganggap Pakistan menjadi korban dari praktik lingkungan yang tidak bertanggung jawab di tempat lain di dunia.

Pakistan berada di urutan kedelapan dalam Indeks Risiko Iklim Global versi German Watch. Mereka mencatat daftar negara yang dianggap paling rentan terhadap cuaca ekstrem yang disebabkan perubahan iklim.

Banjir bandang di Pakistan telah mempengaruhi empat provinsi di negara itu. Banyak jalan dan jembatan hancur, sementara pemadaman listrik meluas.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan (NDMA) mengatakan lebih dari dua juta hektar tanaman budidaya musnah, 3.451 kilometer (2.150 mil) jalan hancur, dan 149 jembatan hanyut.

Sementara itu, para pejabat mengatakan banjir tahun ini berdampak kepada lebih dari 33 juta orang, dan sekitar satu juta rumah hancur.

Menanggapi banjir itu, pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan militer untuk menangani apa yang disebut sebagai "bencana skala epik".

(bac/isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER