Salah satu daerah yang paling diwaspadai NATO adalah Kaliningrad. Daerah itu merupakan kantung-kantung terluar militer Rusia yang dihimpit di antara negara anggota NATO, Polandia dan Lithuania.
Di Kaliningrad pula yang merupakan armada laut Rusia dan lokasi penempatan rudal Iskander berkemampuan nuklir.
Lihat Juga : |
Rusia sendiri pernah menebar ancaman akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik di Kaliningrad jika Finlandia dan Swedia bergabung jadi anggota NATO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zorn mengungkapkan sebelum Rusia melakukan serangan di Ukraina bagian selatan, negara itu memiliki pasukan cadangan yang amat besar.
Mengenai militernya, Rusia amat mampu memperluas konflik secara regional. (Perluasan perang) terdengar amat tidak masuk akal dilakukan Rusia, itu tentu saja perkara lain," ucap Zorn.
Mengenai situasi militer di Ukraina, Zorn mengungkapkan dinamika serangan Rusia memang melambat tapi masih terus merangsek maju.
"Didukung serangan artileri berat, mereka terus merangsek maju dengan mengabaikan korban sipil dari Ukraina," tutur Zorn.
Zorn juga mengingatkan Rusia sama sekali belum kehabisan amunisi.
"Rusia punya banyak sekali stok amunisi di gudang-gudang mereka. Amunisi ini sebagian sudah lama dan tidak akurat tapi mampu menyebabkan kehancuran besar terhadap infrastruktur sipi," ujar Zorn.
"Mereka menembakkan 40 ribu hingga 60 ribu kali amunisi artileri per hari," ia menambahkan.
Zorn mengatakan Rusia sejauh ini memang belum akan melancarkan serangan jauh ke dalam wilayah Ukraina.
Menurut penilaiannya, pasukan Rusia saat ini fokus untuk menaklukkan Donbas, kawasan industri Ukraina yang kini diduduki separatis pro-Moskow. Ia mengatakan belum ada lagi pergerakan militer yang tampak.
(bac/bac)