Tim badan nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tiba di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina, Kamis (1/9), setelah sempat tertunda akibat bombardir Rusia.
Penyelidik dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tersebut datang untuk memeriksa situasi di tengah kekhawatiran bencana nuklir karena PLTN Zaporizhzhia menjadi salah satu titik panas perang.
Satu dari enam reaktor nuklir di PLTN Zaporizhzhia bahkan dimatikan pada hari ini sebagai upaya perlindungan darurat karena serangan yang terjadi di area tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andrii Yermak, menuding Rusia mencoba "menghancurkan" kunjungan IAEA dengan membombardir area jalur menuju ke PLTN Zaporizhzhia.
"Rusia menembaki [Kota] Enerhodar dan wilayah pembangkit nuklir Zaporizhzhia," tulis Yermak melalui Telegram.
Ia juga menuding Rusia bertindak sebagai "negara teroris." Mereka juga menegaskan bahwa PLTN Zaporizhzhia saat ini berada di bawah kekuasaan pasukan Rusia.
"Rusia lah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di pembangkit nuklir Zaporizhzhia dan Enerhodar. Mereka ingin menghancurkan kunjungan misi IAEA," katanya.
Sebelum delegasi PBB tiba di PLTN Zaporizhzhia, Rusia sendiri mengaku khawatir akan kemungkinan provokasi Ukraina di lokasi tersebut.
"Kami khawatir akan provokasi dari sisi Ukraina, melihat penembakan barbar dan provokatif yang masih belum berhenti," tutur juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters.
Peskov juga menegaskan Rusia siap bekerja sama dengan IAEA dan tertarik memantau ketibaan tim PBB di PLTN itu.