Rusia soal PM Inggris Liz Truss: Moskow-London Bisa Makin Tegang

CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2022 19:10 WIB
Rusia menganggap Perdana Menteri Inggris baru, Liz Truss, tak akan membawa perubahan signifikan dalam hubungan Moskow dan London.
Rusia menganggap Perdana Menteri Inggris baru, Liz Truss, tak akan membawa perubahan signifikan dalam hubungan Moskow dan London. (Foto: AP/Alastair Grant)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia ikut buka suara soal pengangkatan Liz Truss sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru pada Senin (5/9).

Menurut juru bicara Kantor Kepresidenan Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia tidak berekspektasi pemilihan Truss bisa memperbaiki hubungan antara Moskow dan London yang terus merenggang terutama sejak invasi ke Ukraina berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menilai dari pernyataan yang dibuat oleh Ibu Truss ketika dia masih menjadi menteri luar negeri, orang dapat mengatakan dengan pasti bahwa tidak ada perubahan yang lebih baik yang diharapkan," kata Peskov seperti dikutip oleh kantor berita negara TASS.

Peskov bahkan memprediksi relasi Inggris dan Rusia bisa jadi lebih buruk lagi di era Truss karena pernyataan-pernyataannya yang anti-Moskow selama menjabat sebagai Menlu.

"Saya tidak ingin mengatakan bahwa segala sesuatunya dapat berubah menjadi lebih buruk, karena sulit untuk membayangkan sesuatu yang lebih buruk," ucap Peskov.

[Gambas:Video CNN]

"Tapi sayangnya, ini tidak dapat dikesampingkan, mengingat para pesaing untuk jabatan perdana menteri inggris bersaing satu sama lain termasuk dalam retorika anti-Rusia, dalam ancaman untuk mengambil langkah lebih lanjut terhadap negara kita dan seterusnya. Oleh karena itu, saya tidak berpikir bahwa kita dapat mengharapkan sesuatu yang positif," paparnya menambahkan seperti dikutip The Independent.

Truss terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris baru menggantikan Boris Johnson yang menyatakan mengundurkan diri pada awal Juli lalu.

Truss keluar sebagai pemenang dengan suara terbanyak dalam pemilihan Partai Konservatif pada Senin (5/9) mengalahkan koleganya, eks Menteri Keuangan, Rishi Sunak. Truss meraup 57.4 persen suara, sementara Sunak hanya mampu mendapat 42,6 persen suara.

Dalam kampanyenya, Truss menjanjikan pemotongan pajak dan melibas "ortodoksi" birokrasi, terutama di Kementerian Keuangan tempat ia pernah bekerja.

Eks Menteri Luar Negeri itu juga berjanji akan membentuk kembali kebijakan luar negeri Inggris dan menetapkan diplomasi dan pertahanan sebagai prioritas negara.

Truss bahkan berjanji akan menjadikan status China sebagai ancaman keamanan nasional Inggris, meninjau kembali hubungan bilateral Inggris-Prancis.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Truss juga kerap mengeluarkan komentar bernada mengecam terhadap Presiden Vladimir Putin.

Dikutip AFP, oposisi Truss melihat perempuan 47 tahun itu sebagai seseorang yang haus kekuasaan. Sebab, menurut sebagian orang, "perjalanan" politik Truss yang punya gaya sendiri selalu memicu kritikan bahwa dia tidak memiliki keyakinan yang tulus dan hanya memprioritaskan kekuasaan atas ideologi.

Namun, sikapnya yang tegas dan lugas telah membuatnya populer di kalangan Partai Konservatif akar rumput. Truss bahkan menjadi anak emas partai tersebut.

[Gambas:Video CNN]



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER