Inggris kini memiliki perdana menteri baru, Liz Truss, menggantikan Boris Johnson.
Johnson diketahui lengser setelah tersandung berbagai skandal. Sementara itu, Truss telah bertemu dengan Ratu Elizabeth dan membentuk kabinet baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, di tengah kepemimpinan Truss kini, bagaimana relasi antara Indonesia dan Inggris ke depannya?
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Airlangga Siti R. Susanto menilai kecenderungan politik Truss bakal berjalan relatif sama dengan Johnson.
Siti menuturkan kedua pemimpin tersebut sama-sama berhadapan dengan situasi dalam negeri yang kompleks.
"Secara umum, kondisi Inggris baik dalam negeri dan luar negeri berada di tengah badai, terutama beberapa ketidakstabilan dalam negeri, sampai akhirnya Johnson juga turun," kata Siti ketika diwawancara CNNIndonesia.com, Rabu (7/9).
Di dalam negeri, Inggris harus menjaga kestabilan ekonomi, isu kesehatan, dan jaminan sosial.
Sementara di luar negeri, Inggris menghadapi masalah Ukraina dan ketegangan dengan Prancis usai pembentukan kesepakatan AUKUS.
"Truss diharapkan bergerak cepat mengatasi kondisi tersebut," tuturnya.
Melihat bahwa RI tak berada di dalam pusaran masalah politik Inggris, Truss cenderung bakal meneruskan kondisi yang sudah stabil.
"Termasuk meneruskan peta jalan kemitraan antara Inggris dan Indonesia," kata Siti lagi.
"Selain itu, posisi Truss sebelumnya merupakan menteri luar negeri Inggris di masa kabinet Johnson, sehingga diprediksi pola politik luar negeri dengan RI masih sama."
Lihat Juga : |
Salah satu tren kerja sama yang bakal dipertahankan Truss, menurut Siti, adalah dalam bidang penanganan perubahan iklim.
Inggris sendiri diketahui merupakan salah satu mitra strategis RI dalam bidang tersebut, selain Uni Eropa.
"Karena bagaimanapun RI masih menilai Inggris memiliki peranan yang signifikan dalam konteks perubahan iklim secara global," ujarnya lagi.
Lanjut baca di halaman berikutnya...