Pemimpin dunia beramai-ramai melayangkan pesan duka cita atas kematian Ratu Elizabeth II dari Inggris yang meninggal dunia di usia 96 tahun.
Ratu Elizabeth meninggal dunia pada Kamis (8/9) di Istana Balmoral, Skotlandia. Kematian Ratu membuat Pangeran Charles secara otomatis naik takhta menjadi Raja Charles III penerus pemimpin Kerajaan Inggris.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak kabar duka dirilis oleh Istana Buckingham pada Kamis petang, pesan duka cita dan belasungkawa terus mengalir dari berbagai penjuru dunia.
Sebab, Ratu Elizabeth dikenal paling melekat dengan Kerajaan Inggris lantaran telah memimpin selama 70 tahun dan melewati beragam krisis dan masa.
Berikut beberapa ucapan belangsungkawa dari pemimpin dunia atas kematian Ratu Elizabeth:
Presiden China Xi Jinping melayangkan pesan "simpati yang tulus kepada pemerintah dan rakyat Inggris" setelah kematian Ratu Elizabeth II.
"Xi Jinping, mewakili pemerintah China dan rakyat China, serta atas namanya sendiri, menyampaikan belasungkawa yang mendalam," bunyi pernyataan pemerintah China.
Xi menganggap kepergian Ratu Elizabeth "merupakan kehilangan besar bagi rakyat Inggris."
Presiden Taiwan Tsai Ing Wen mengungkapkan rasa duka atas kematian Ratu Elizabeth kepada keluarga kerajaan Inggris.
"Taiwan mengenang dan merayakan kehidupan kepemimpinan dan layanan Ratu, yang menunjukkan contoh bagi seluruh masyarakat di dunia," kata Tsai dalam pernyataan Twitter, dikutip dari CNN.
Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) turut mengungkapkan rasa sedihnya atas kematian Ratu Elizabeth.
"[MbS] sedih mendengar kabar kematian Ratu Elizabeth II. Dia [Ratu Elizabeth] mendedikasikan hidupnya untuk melayani negara," tutur MbS dalam media pemerintah Saudi Al-Ekhbariya.
"Ratu Elizabeth merupakan contoh dari kebijaksanaan, cinta, dan perdamaian," kata MbS lagi.
Selain MbS, sang ayah, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud juga telah menerima kabar kematian Ratu Elizabeth dan meresponsnya dengan "kesedihan."
"Ratu Elizabeth merupakan contoh kepemimpinan yang terus ada dalam sejarah, dan kita mengingat upaya Ratu memperkuat hubungan pertemanan dan kerja sama antara kedua negara dengan apresiasi," kata Raja Salman.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengungkapkan rasa sedihnya atas kematian Ratu Elizabeth.
"Yang Mulia adalah hati dan jiwa Inggris," tulis Lee dalam pernyataan Facebook.
"Rezim Yang Mulia menyaksikan salah satu periode perdamaian dan kemakmuran terlama dalam sejarah Inggris. Selama hidupnya, dia konsisten melayani Inggris dan Persemakmuran. Dia menjalankan kewajibannya dengan dedikasi, rahmat dan kerendahan hati."
"Yang Mulia juga meninggalkan bekas signifikan dalam sejarah Singapura dan hubungan dekat kami bersama Inggris yang telah terjalin lama."
Perdana Menteri India Narendra Modi turut mengungkapkan rasa dukanya atas kematian Ratu.
"Yang Mulia Ratu Elizabeth II bakal diingat sebagai pendukung masa kami," ujar Modi dalam pernyataan Twitter.
"Dia memberikan kepemimpinan yang menginspirasi bagi negara dan masyarakatnya. Dia mempersonifikasikan martabat dan kesopanan dalam kehidupan publik," lanjutnya.
Dalam Tweet berbeda, Modi menyinggung pengalamannya bertemu dengan Ratu. Kala itu, Ratu Elizabeth memamerkan sapu tangan yang ia dapatkan dari Mahatma Gandhi saat Ratu menikah.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengungkapkan belasungkawa terhadap masyarakat Inggris setelah kepergian Ratu.
"Dia memiliki kepercayaan kuat terkait penyebab kebebasan manusia dan meninggalkan warisan besar terkait martabat," kata Yoon dalam pernyataan Twitter.
"Hati dan tindakan baiknya akan terus berada dalam memori kita," lanjutnya.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengungkapkan belasungkawa kepada masyarakat Inggris atas kematian Ratu.
"Ada kenyamanan yang hanya ditemukan di perkataan Yang Mulia, yakni 'rasa duka merupakan harga yang kita bayar untuk cinta'," kata Albanese, dikutip dari Reuters.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengungkapkan belasungkawa atas kematian Ratu.
"Kita berduka atas kematian Ratu Elizabeth II. Dia merupakan panutan dan inspirasi jutaan orang, termasuk di Jerman. Komitmennya untuk rekonsiliasi Jerman-Inggris setelah kengerian Perang Dunia II tak akan terlupakan," tutur Scholz.