Politikus Rusia Makin Kompak Desak Putin Mundur

CNN Indonesia
Sabtu, 17 Sep 2022 13:20 WIB
Kekalahan pasukan Rusia di Kharkiv dari Ukraina disebut semakin menambah jumlah politikus dan pejabat yang mendukung Presiden Vladimir Putin untuk dipecat. (Foto: AP/Alexander Zemlianichenko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Oposisi Kremlin mengatakan kekalahan pasukan Rusia di Kharkiv oleh Ukraina memperluas kritikan hingga desakan terhadap Presiden Vladimir Putin untuk mundur.

Kemunduran pergerakan pasukan Rusia merebut Kyiv di awal invasi dan diperburuk dengan serangan balik pasukan Ukraina yang membuat tentara Moskow kewalahan baru-baru ini, disebut memicu kemarahan dan rasa ketidakpuasan dari beberapa pihak di Rusia.

Di sisi lain, momen itu justru dimanfaatkan oleh para kritikus dan lawan Putin untuk mendulang dukungan.

"Ada titik di mana kelompok orang liberal dan kelompok orang pro-perang kini bisa memiliki tujuan yang sama. Tujuannya bisa agar Putin mengundurkan diri," ujar politikus lokal dari St Petersburg, Dmitry Palyuga, pada Jumat (16/9).

Palyuga sudah lama menentang invasi ke Ukraina atas dasar kemanusiaan dan hukum. Saat ini, ia mengaku mendapatkan lebih banyak dukungan menentang perang Rusia ke Ukraina bahkan dari orang-orang dan tokoh yang semula mendukung "operas militer" Putin tersebut.

"Kami ingin menargetkan beberapa orang yang mendukung Putin sebelumnya dan sekarang mereka merasa dikhianati," kata Palyuga.

Sementara itu, seorang anggota dewan lokal lain di St Petersburg Ksenia Thorstrom mengatakan selama ini tak memiliki wewenang penuh untuk melakukan suatu kebijakan di tingkat lokal.

"Kami tidak benar-benar memiliki wewenang atau kekuasaan untuk melakukan apapun bahkan di tingkat lokal, kami sangat ditentang oleh Yedinaya Rossiya (partai Rusia Bersatu Putin). Bahkan inisiatif sederhana seperti jalur sepeda, misalnya, mereka menentang kami," kata Thorstrom.

Ia pun mengaku sudah mengedarkan petisi soal tuntutan Putin mundur versinya sendiri kepada sesama anggota parlemen. Saat ini, ia mengklaim memiliki banyak dukungan dari sejumlah rekan di parlemen.

Thorstrom melakukan ini karena dampak perang tak hanya dirasakan Ukraina, tapi juga di Rusia.

"Orang Rusia menjadi miskin, mereka tidak diterima di manapun. Kemudian fasilitas, perbekalan berkurang. Orang semakin miskin dan tidak bahagia. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan yang terisolasi ini," jelas Thorstrom seperti dikutip CNN.

Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki bulan ke-7, namun peperangan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Saat ini, pertempuran masih sengit terjadi terutama di timur laut Ukraina, di mana pasukan Kyiv berhasil melakukan perlawanan dan merebut lagi sebagian wilayah yang diduduki Rusia, terutama Kharkiv.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina berhasil merebut kembali lebih dari 6.000 kilometer persegi wilayahnya yang sempat diduduki Rusia.

Sejumlah gambar yang diunggah militer Rusia menunjukkan berbagai peti amunisi dan senjata militer tersebar di seluruh wilayah yang ditinggalkan pasukan Rusia.

Serangan balasan pasukan Ukraina yang dilancarkan sejak awal September disebut membuat militer Rusia lengah dan kewalahan.

Peta militer Kementerian Pertahanan Rusia bahkan tak sengaja memperlihatkan banyak penarikan pasukan Moskow dari wilayah-wilayah yang sedang jadi rebutan di Ukraina.

"Kekalahan" pasukan Rusia dalam beberapa hari terakhir ini memicu puluhan pejabat lokal Rusia mulai menentang Putin dan mendesaknya untuk mundur.

Pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, bahkan sampai mengkritik pasukan Rusia yang kewalahan menghadapi perlawanan tentara Ukraina di Kharkiv.

Menurut loyalis Presiden Vladimir Putin itu, militer Rusia tampak lengah menghadapi serangan balik tentara Ukraina terutama di Kharkiv.

(aud/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK