Sejumlah kota di Amerika Serikat memutuskan beralih dari kompor gas ke kompor listrik.
Pada 2019, dewan kota di Berkeley, California, melarang sambungan gas alam di seluruh konstruksi bangunan baru di daerah tersebut. Tujuan kebijakan ini adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat larangan tersebut, warga di California tak lagi diizinkan memiliki tungku dan kompor gas.
Sebagaimana diberitakan CNN, kota-kota lain, seperti San Francisco dan New York, turut melakukan kebijakan yang mirip.
Meski demikian, beberapa pejabat di sejumlah negara AS memutuskan menerapkan aturan yang melarang daerahnya membatasi penggunaan gas alam.
Berdasarkan pemberitaan The New York Times pada 2021, setidaknya 20 negara bagian seperti Arizona, Georgia, Florida, Ohio, dan Texas telah menerapkan hukum yang melarang kota-kotanya membatasi penggunaan gas.
Kebanyakan aturan tersebut disahkan pada 2020, dan didukung oleh industri gas alam dan utilitas gas lokal. Perusahaan gas sendiri melihat peralihan ke listrik tersebut merupakan ancaman bagi bisnis mereka.
The New York Times menyebut industri gas berupaya memperlambat peralihan ke listrik ini dengan melakukan lobi anggota parlemen negara bagian.
Lihat Juga : |
Selain itu, pengkritik peralihan listrik menilai elektrifikasi tersebut dapat membebani jaringan listrik, khususnya kala musim dingin. Masyarakat memerlukan listrik lebih banyak untuk menyalakan penghangat saat cuaca dingin melanda.
Presiden dan Kepala Eksekutif Asosiasi Gas Amerika, Karen Harbert, menilai bahwa upaya memutus aliran gas di rumah dan bisnis bakal mempersulit suplai alternatif lain yang ramah lingkungan, seperti hidrogen dan biogas.
"(Dengan) menghapus gas alam dan infrastruktur pengiriman kami bakal menutup kemungkinan inovasi saat ini dan di masa depan," ujar Harbert.
Di sisi lain, emisi karbon dari bangunan merupakan salah satu penyebab perubahan iklim. Tiga sumber emisi untuk bangunan adalah boiler, pemanas air, dan kompor gas.
Sebagaimana dilansir Vox, 13 persen gas rumah kaca di AS berasal dari gedung komersial dan tempat tinggal warga yang menggunakan bahan bakar fosil, termasuk gas alam.
Walaupun begitu, peralihan ke tenaga listrik belum tentu membuat kota di AS benar-benar bersih dari emisi karbon.
Kota New York mendapatkan listrik dari pembangkit listrik yang menggunakan energi dari bahan bakar fosil. Meski demikian, kota tersebut berupaya beralih ke sumber energi yang lebih besar dalam satu dekade ke depan.
New York sendiri memutuskan bakal menggunakan 70 persen energi bersih pada 2030.
(pwn/bac)