Salah satu media Amerika Serikat mengungkap detik-detik tragedi Kanjuruhan pecah hingga menelan setidaknya 131 korban jiwa.
The Washington Post mengungkap detik-detik menegangkan tersebut melalui serangkaian video yang mereka himpun dan verifikasi.
Secara keseluruhan, video-video itu menunjukkan ketegangan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penelusuran The Washington Post, aparat menembakkan setidaknya 40 amunisi tak mematikan ke arah penonton, walau FIFA melarang tindakan tersebut.
Amunisi itu termasuk gas air mata, yang dianggap memicu kepanikan luas hingga para penonton berdesakan ke luar stadion.
The Washington Post tak merinci jumlah gas air mata yang ditembakkan. Namun, kepolisian menegaskan bahwa petugas hanya melepaskan 11 tembakan gas air mata.
Di tengah kesesakan akibat gas air mata, banyak penonton terjatuh dan terinjak-injak. Sementara itu, pintu yang terlalu sempit juga menyebabkan penonton sulit keluar.
Profesor Universitas Keele, Clifford Stott, juga melihat video-video yang dihimpun The Washington Post ini.
Stott kemudian mengatakan bahwa biang kerok tragedi ini adalah campuran antara tindakan polisi dan keburukan manajemen stadion.
Berikut detik-detik tragedi Kanjuruhan yang terekam dalam serangkaian video yang diverifikasi The Washington Post tersebut.
Wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir dengan kemenangan Persebaya atas Arema.
Para penggemar Arema alias Aremania tak terima tim idola mereka mereguk kekalahan pertama dalam 23 tahun belakangan, di kandang sendiri.
Ketika para anggota Arema bersiap meninggalkan lokasi, sejumlah penggemar turun dari tribun menuju lapangan untuk menghampiri pemain.
Ratusan penonton berhamburan di lapangan.
Dua menit setelah pemain Arema digiring keluar lapangan, pasukan keamanan mulai memukul mundur dan memecah massa.
Petugas berseragam militer memukul mundur penonton ke tribun sektor 11, 12, dan 13. Mereka menendang dan memukuli para penonton dengan tongkat.
Sejumlah penonton terlihat terjatuh ketika mencoba memanjat besi pembatas untuk kembali ke tribun.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>