Khamenei: Kerusuhan Mahsa Amini di Iran Dirancang Barat dan Zionis
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, menuding negara-negara Barat dan Zionis mendalangi kerusuhan di tengah gelombang demonstrasi kematian Mahsa Amini belakangan ini.
"Kerusuhan dan kekacauan terbaru di Iran dirancang oleh negara-negara Barat dan rezim Zionis, orang-orang bayaran mereka, serta beberapa orang Iran pengkhianat di luar negeri," kata Khamenei, Jumat (7/10).
Khemeni menegaskan bahwa kerusuhan itu telah direncanakan sebelumnya. Menurut dia, jika Amini tak meninggal pun, pihak musuh akan tetap mencari alasan untuk mengacaukan Iran.
Pemimpin tertinggi itu juga tak percaya belasungkawa dari negara Barat atas kematian Amini.
"Belasungkawa negara-negara Barat atas meninggalnya seorang perempuan di Iran adalah dusta, dan bertolak belakang dengan tampilan lahiran mereka," ujarnya, seperti tertera di siaran pers Kedutaan Besar Iran di Jakarta.
Selain itu, Khamenei juga menilai beberapa demonstran merupakan sisa-sisa oknum yang sebelumnya mendapat pukulan dari Iran.
Misalnya, kelompok teroris Mujahidin e-Khalq Organization (MKO), kelompok separatis Kurdistan, kelompok monarki, dan Takfiri.
Selain itu, Khamenei juga menuding ada tentara bayaran rezim Israel yang dikenal sebagai Komalah, Demokrat, PAK, dan PJAK, turut menjadi dalang kerusuhan itu.
Mereka, kata dia, berusaha menciptakan kerusuhan, menghancurkan keamanan negara, dan memprovokasi warga.
"Mereka [pihak musuh] menginginkan Iran seperti masa [Mohammad Reza] Pahlevi, yang selalu patuh kepada perintah mereka," imbuh Khamenei.
Pahlevi merupakan Raja Iran dari 1941 hingga 1979. Ia dilengserkan dari kursi kekuasaan dalam Revolusi Iran karena dianggap sebagai antek Barat.
Kini, Iran kembali bergejolak karena kematian Amini usai ditahan polisi Iran pada September lalu.
Polisi moral Iran menangkap Amini karena dianggap tak mengenakan penutup kepala sesuai aturan mereka.
Setelah berita kematian itu, ribuan warga turun ke jalan menuntut keadilan dan transparansi penyelidikan kematian Amini.
Mereka juga menyoroti kebebasan ekspresi yang semakin terkikis di Iran.
(isa/has)