Juru bicara Serikat Pekerja Seks Inggris, Audrey Carradonna, mengatakan para pekerja seks virtual kini juga dalam bahaya karena mulai terimpit berbagai keputusan pihak lain.
Tahun lalu, misalnya, Mastercard mengetatkan kebijakan pembayaran di situs-situs dewasa, termasuk prostitusi online seperti OnlyFans.
Inggris juga sedang menggodok Rancangan Undang-Undang Keselamatan Daring yang di antaranya mengatur larangan iklan di situs prostitusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika prostitusi online sudah dianggap tak terlalu menguntungkan, timbul kekhawatiran para perempuan itu memutuskan untuk turun ke jalanan.
"Jika makin banyak orang bekerja di jalan-jalan yang sudah terkenal, mereka bakal banyak berinteraksi dengan polisi, yang kemuding memaksa mereka bekerja di area lebih terpencil," ucap Carradona.
Carradona kemudian berkata, "Pada akhirnya, kegiatan itu lebih berbahaya karena mereka lebih jauh dari pusat pertolongan."
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Sepupu Pangeran MbS Ancam AS dengan Jihad hingga PM Inggris Minta Maaf |
Situasi ini memicu ketidakpastian bagi para pekerja prostitusi online, seperti Martha, apalagi bayaran di OnlyFans semakin rendah.
Meski diliputi ketidakpastian, Martha mengaku tak bisa lagi lepas dari dunia prostitusi untuk meraup pendapatan tambahan.
"Saya tak yakin bisa bertahan tanpa itu," katanya.
(has/bac)