Kementerian Kesehatan Filipina mengungkapkan bahwa Omicron subvarian XBB dan varian XBC telah terdeteksi di negara itu pada Selasa (18/10).
Wakil Sekretaris Kemenkes Maria Rosario Vergeire mengungkapkan sebanyak 81 kasus terdeteksi di dua wilayah Filipina, yakni di Visayas Barat dan Davao.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Iran Janji Pasok Rusia Lebih Banyak Drone hingga Inggris Panik |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, sebanyak 193 kasus XBC terdeteksi di Visayas Barat, Davao, dan sembilan wilayah lain, dikutip dari Inquirer.
Berdasarkan keterangan Vergeire, dari 81 kasus XBB, sebanyak 70 pasien sudah sembuh, sementara delapan lainnya menjalani isolasi dan tiga orang masih diverifikasi.
Vergeire juga mengungkapkan XBB sejauh ini tidak memperlihatkan memiliki tingkat keparahan yang berbeda ketimbang varian lain, meski XBB menjadi biang kerok gelombang Covid-19 di Singapura baru-baru ini.
"Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan tidak ada bukti yang cukup yang menunjukkan varian XBB menimbulkan penyakit yang lebih parah," kata Vergeire.
Berkaitan dengan varian XBC, Vergeire menuturkan sebanyak lima orang meninggal dunia akibat terjangkit virus itu sampai saat ini.
Sementara itu, 176 pasien telah sembuh, tiga orang masih diisolasi, dan sembilan lainnya masih diverifikasi.
Sebagaimana diberitakan The Straits Times, Omicron subvarian XBB kini menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Singapura.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Singapura, subvarian XBB bertanggung jawab atas 55 persen infeksi kasus Covid-19 di negara itu.
Kemenkes Singapura juga memprediksi gelombang XBB ini bakal mencapai puncaknya pada pertengahan November, dengan rata-rata kasus harian mencapai 15.000.
Selain Singapura dan Filipina, beberapa negara yang mendeteksi subvarian XBB adalah Australia, Bangladesh, Denmark, Jepang, Amerika Serikat, dan India.
Subvarian XBB sendiri pertama kali terdeteksi di India pada Agustus.
(pwn/bac)