Pemerintah Iran kini terus menindak tegas masyarakat di wilayah Kurdi, salah satunya dengan menempatkan pasukan militan.
Tindakan tegas ini dilakukan untuk mengendalikan protes yang dilatarbelakangi oleh kematian Mahsa Amini. Amini merupakan seorang perempuan Kurdi 22 tahun yang ditahan karena tak mengenakan pakaian yang sesuai aturan di Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diberitakan Reuters, kematian Amini membuat warga berbondong-bondong mengeluarkan ras frustrasi mereka atas kebebasan dan hak mereka di Iran.
Lantas, kenapa masyarakat Kurdi di Iran menghadapi tekanan?
Sebagaimana dilansir Minority Rights, sekitar 10 persen populasi Iran merupakan kaum Kurdi. Mereka biasa tinggal di daerah perbatasan Iran dengan Irak dan Turki.
Hubungan Iran dengan Kurdi memburuk setelah Shah Iran, Reza Shah Pahlavi, menyerang warga Kurdi pada 1922. Ia mengambil lahan pemimpin Kurdi sejak 1918.
Pahlavi juga menindak tegas pemimpin Kurdi secara kejam.
Setelah Pahlavi lengser pada 1941, Kurdi berhasil mendeklarasikan Republik Kurdi Mahabad pada Januari 1946.
Namun, negara itu hanya bertahan selama 11 bulan. Pemerintah Iran kembali menguasai Mahabad dan mengeliminasi pemimpin Kurdi di sana.
Kaum Kurdi terus berupaya merdeka bahkan sampai Revolusi 1979. Namun, pemimpin Iran Ayatollah Khomeini menegaskan bahwa upaya apapun dari Kurdi untuk merdeka bakal menimbulkan respons keras.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL 2 Negara Dihantui Gagal Ginjal Akut Hingga Darurat Militer Ala Putin |
Berdasarkan pemberitaan Al-Arabiya, sejak 1979, pihak berwenang Iran terus melakukan kekerasan kepada warga Kurdi, pun membungkam pemberontakan atau penolakan apapun.
Pemerintah Iran berhasil menindak tegas aspirasi demokratis Kurdi, aktivis ham, aktivis politik, dan kelompok oposisi.
Dalam revolusi Islam Iran, sekitar 10 ribu warga Kurdi dibunuh dan dieksekusi, sementara 20 ribu lainnya terlantar.
Pemerintah Iran juga mengabaikan wilayah Kurdi dan membuat masyarakat di sana tak bisa hidup makmur.
Lihat Juga : |
Etnis minoritas Kurdi juga menjadi sasaran pengekangan budaya oleh pemerintah Iran. Tak hanya itu, mereka seringkali mendapatkan diskrimnasi dan terus dianggap sebagai konspirator asing.
Pada 2014, pemerintah Iran melarang publikasi berbahasa Kurdi dan menghukum beberapa jurnalis karena mengkritik kebijakan itu.
Sekolah-sekolah juga dilarang untuk mengajarkan bahasa Kurdi, bahkan nama Kurdi untuk anak-anak tak boleh didaftarkan ke pemerintahan resmi.
(bac)