Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pernah 'diserang' karena sang istri, Akshata Murthy, disebut buka bisnis di Rusia kala invasi negara itu ke Ukraina.
Murthy dianggap mengumpulkan 'uang berdarah' berbentuk keuntungan dari perusahaan keluarga di Rusia meskipun invasi rezim Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partai Buruh dan Demokrat Liberal meminta Sunak untuk menjawab pertanyaan atas perkiraan saham Murthy senilai $900 juta (£690 juta) di layanan TI dan perusahaan konsultan Infosys.
Dilansir dari The Guardian, Infosys merupakan perusahaan yang didirikan oleh ayah mertuanya, NR Narayana Murthy. Perusahaan itu sempat beroperasi di Rusia pada 2022.
Sementara sebagian besar perusahaan TI dan konsultan global besar seperti SAP, Oracle, PwC, McKinsey, Accenture, dan KPMG telah menutup operasi mereka di Rusia.
Sunak telah berulang kali meminta agar perusahaan-perusahaan Inggris menarik diri dari Rusia. Hal itu bertujuan menimbulkan kerugian ekonomi berskala besar bagi Putin. Sementara itu, ia menolak untuk mengomentari 0,91 persen saham Murthy di Infosys.
Saat ditanya apakah keluarganya berpotensi mendapat manfaat dari rezim Putin, Sunak mengklaim bahwa sang istri tidak terlibat dalam hal itu.
"Saya rasa bukan itu masalahnya. Saya seorang politikus terpilih dan saya di sini untuk berbicara tentang apa yang menjadi tanggung jawab saya. Istri saya tidak," kata Sunak.
Juru Bicara Sunak mengatakan baik Murthy maupun anggota keluarganya tidak terlibat dalam keputusan operasional perusahaan. Murthy, yang tinggal bersama Sunak dan dua anak mereka di rumah mewah Kensington dan Yorkshire manor house, telah mengumpulkan sekitar 11,5 juta pound sterling pembayaran dividen dari Infosys selama setahun terakhir.
Seorang anggota parlemen Ukraina Lesia Vasylenko mengatakan uang yang dibayarkan dalam bentuk keuntungan oleh perusahaan mana pun yang beroperasi di Rusia dipandang sebagai 'uang berdarah' yang telah mensponsori tentara.
"Setiap uang yang dimasukkan ke dalam ekonomi Rusia dengan satu atau lain cara, baik itu secara langsung, melalui investasi, melalui pajak... uang itu digunakan untuk mensponsori tentara. ... untuk membeli peluru yang membunuh anak-anak Ukraina, wanita Ukraina," ujarnya.
Sekretaris transportasi bayangan, Louise Haigh mengatakan sangat mengejutkan bahwa tampaknya Rishi Sunak diuntungkan dari bisnis di Rusia.
Sementara itu, Juru bicara Departemen Keuangan Demokrat Liberal, Christine Jardine, mengatakan Sunak perlu berterus terang dan menyatakan segala potensi konflik kepentingan.
"Masyarakat berhak mendapatkan transparansi penuh dalam masalah ini. Itu tidak bisa menjadi satu aturan untuk kanselir dan yang lain untuk semua orang," ujarnya.
Imbas dari berbagai kritik itu, Infosys pun pada akhirnya menutup kantornya yang berada di Rusia. Infosys berada di bawah tekanan untuk menghentikan operasinya di Rusia setelah invasi ke Ukraina.
(lna/bac)