Perkembangan tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, sampai penyebaran paham Wahabi di Arab Saudi menjadi sorotan berita internasional pada Rabu (2/11).
Eskalasi ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan usai Pyongyang meluncurkan 17 rudal balistik dalam sehari juga turut menjadi perhatian.
Berikut kilas berita internasional kemarin:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi, pangeran Mohammed bin Salman (MbS) melakukan banyak reformasi. Salah satunya ingin menghapus paham Wahabi sebagai satu-satunya mazhab di negara itu.
Padahal mazhab Wahabi sudah melekat dengan Saudi karena pendiri paham ini, Muhammad Ibnu Abdul Wahhab, berkontribusi terhadap pembangunan negara kerajaan tersebut.
Selain itu, ajaran Wahabi juga masuk dalam sistem pemerintahan Saudi. Ajaran Salafi-Wahabi dianut oleh sekitar lima juta Muslim Sunni di Arab Saudi. Karenanya, Wahabi dikenal sebagai paham Islam paling berpengaruh di sana.
Korban tewas dalam tragedi Halloween di distrik Itaewon, Korea Selatan, mencapai 156 jiwa per Selasa (1/11).
Dari angka itu, 100 di antaranya merupakan perempuan. Mengapa jumlah korban lebih banyak perempuan?
Kesenjangan gender yang signifikan membuat banyak orang bertanya-tanya kecelakaan itu lebih banyak korban perempuan daripada laki-laki.
Kepala Kepolisian Korea Selatan Yoon Hee-keun menyatakan permohonan maaf atas tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, yang menewaskan 156 orang pada akhir pekan lalu.
Di depan wartawan pada Selasa (1/11), Yoon membungkuk dan menyatakan dirinya bertanggung jawab atas tragedi paling mematikan bagi Korsel sejak 2014 itu. Yoon mengakui bahwa respons polisi dalam menangani tragedi Halloween Itaewon "tidak memadai".
"Saya merasa tanggung jawab yang besar sebagai kepala lembaga pemerintah terkait," kata Yoon setelah membungkuk di ruang konferensi pers di hadapan puluhan wartawan.
Sebuah rudal balistik Korea Utara untuk pertama kalinya mendarat di dekat lepas pantai Korea Selatan pada Rabu (2/11).
Rudal balistik itu mendarat kurang dari 60 kilometer di Garis Batas Utara (NLL) teritorial Korea Selatan, sebuah perbatasan maritim antar-Korea yang selama ini dipersengketakan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mulanya mengatakan sebanyak tiga rudal telah diluncurkan Korea Utara dari pesisir Wonsan menuju perairan. Sesaat kemudian, rudal Pyongyang itu disebut berjumlah 10 dan ditembakkan dari pantai timur dan barat Korea Utara.