Pejabat Barat Bicara Kemungkinan Putin Lengser usai Dikabarkan Sakit

CNN Indonesia
Kamis, 03 Nov 2022 17:49 WIB
Rumor kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin goyah semakin meluas saat invasi ke Ukraina mengalami kemunduran dan memicu kritikan meluas di dalam negeri.
Rumor kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin goyah semakin meluas saat invasi ke Ukraina mengalami kemunduran dan memicu kritikan meluas di dalam negeri. (Foto: AP/Alexander Zemlianichenko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pejabat negara Barat berbicara peluang Presiden Rusia Vladimir Putin kala pasukannya di Ukraina terus menghadapi kemunduran.

Menurut pejabat tersebut, Putin tidak akan lengser dalam waktu dekat meski kemunduran pasukan Rusia di Ukraina terus memperluas kritikan atas invasinya di dalam negeri. Selain itu, pejabat itu menuturkan Rusia menganut sistem politik autokrasi dimana pemimpin memiliki kendali penuh atas kekuasaannya.

"Dia (Putin) telah dilemahkan oleh kesalahan yang benar-benar dahsyat ini (invasi). Kami melihat militer Rusia ditundukkan oleh Ukraina di medan perang," kata pejabat Barat itu yang berbicara dengan syarat anonim agar dapat berbicara dengan bebas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melihat militer Rusia ditundukkan di medan perang oleh Ukraina," ucapnya lagi kepada Reuters pada Rabu (2/11).

Pejabat itu mengatakan invasi Rusia memang telah memperkuat rasa kebangsaan di antara Ukraina dan mendorong perluasan aliansi militer NATO sehingga melemahkan Putin. Meski begitu, tekanan-tekanan tersebut dinilai tidak akan membuat Putin lengser dalam waktu dekat.

"Orang-orang dapat melihat bahwa dia telah membuat kesalahan besar. Mereka (Rusia) tidak memiliki Rencana B - mereka pikir ini akan sangat mudah," kata pejabat itu.

[Gambas:Video CNN]

"Itu berarti bahwa orang-orang berbicara lebih banyak tentang suksesi, mereka berbicara lebih banyak tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, mereka membayangkan kehidupan setelahnya. Tetapi apa yang tidak saya lakukan adalah menyarankan bahwa itu dalam waktu dekat," paparnya menambahkan.

Putin merupakan pemimpin tertinggi Rusia paling lama sejak Josef Stalin. Dia telah mendominasi Rusia selama hampir 23 tahun sejak Boris Yeltsin.

Setelah perubahan konstitusi pada 2020 lalu, sejumlah pengamat Rusia memperkirakan Putin akan memerintah hingga 2036. Namun invasi Rusia pada 24 Februari ke Ukraina mengubah persepsi tersebut.

Meski tak ada kemungkinan berubah pemimpin, namun pejabat itu menilai pada pertengahan dekade 2020-an, sekitar 2025, akan terjadi sesuatu yang "lebih menarik".

Pemilihan presiden Rusia sendiri dijadwalkan berlangsung pada 2024. Hingga kini, Putin belum menyatakan keinginan untuk kembali mencalonkan diri.

Sementara itu, Kremlin berujar Putin sejauh ini merupakan politikus paling populer di Rusia. Putin telah memenangkan empat pemilihan presiden berturut-turut.

Terkait perang, Putin sempat mengaku tak menyesal telah melangsungkan "operasi khusus" di Ukraina.

Putin malah menjadikan perang itu sebagai momen penting hingga akhirnya memutuskan berhadapan dengan Barat, terlebih setelah Amerika Serikat dan sekutu memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia.

(blq/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER