Terungkap Polisi Sempat Makan di Resto usai Dengar Kerumunan Itaewon

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Nov 2022 13:00 WIB
Respons petugas yang lambat diduga menjadi salah satu penyebab perayaan Halloween di Itaewon, Yongsan, Seoul, Korsel, pada 29 Oktober lalu berbuntut mematikan.
Tim penyelidik menginvestigasi keberadaan sejumlah pejabat polisi yang bertanggung jawab mengamankan perayaan Halloween di Itaewon Korsel di hari H tragedi. (Foto: AFP/ANTHONY WALLACE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Eks kepala polisi distrik Yongsan, Seoul, Korea Selatan, Lee Im Jae disebut sempat makan malam di restoran dekat Itaewon usai menerima laporan terkait kerumunan massa yang semakin padat sebelum tragedi perayaan Halloween terjadi pada 29 Oktober lalu.

Menurut tim investigasi polisi Korea Selatan, di hari insiden menewaskan 156 orang terjadi Lee tengah memegang komando untuk menangani sebuah demo yang berlangsung di daerah Yongsan. Pada Sabtu (29/11), sekitar 15 demonstasi memang terjadi di wilayah Yongsan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah demonstrasi selesai, Lee makan malam di restoran terdekat dan pergi ke lokasi kerumunan sekitar pukul 21.30 waktu setempat usai menerima laporan kerumunan di Itaewon.

Namun, Lee baru tiba di dekat kawasan Itaewon sekitar pukul 22.40 waktu setempat. Padahal, jarak tempat makan dia dengan kerumunan berkisar 1,8 kilometer sehingga diperkirakan hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke lokasi.

Sementara itu, festival halloween dilaporkan mulai rusuh sekitar pukul 22.20 waktu setempat.

Dalam penelusuran awal, tim investigasi tak menemukan bukti Lee memberi perintah kepada bawahannya dalam kurun waktu 90 menit sejak dia meninggalkan restoran dan tiba di tempat kejadian perkara.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, tim juga menuduh Lee membuat laporan palsu. Kantor Polisi Yongsan melaporkan Lee membuat perintah untuk mengendalikan lalu lintas pada pukul 22.20.

Namun, berdasarkan temuan tim penyelidikan, Lee baru tiba di lokasi kejadian setelah pukul 23.00 malam waktu setempat.

Kantor Polisi Yongsan melaporkan bahwa perintah selanjutnya dibuat sekitar tengah malam, memerintahkan petugas untuk mengamankan jalur ambulans.

Karena dianggap lalai dalam bertugas, Kepolisian Nasional Korsel kemudian mencopot Lee dari jabatannya.

Selain Lee, pejabat polisi yang dicopot adalah petugas dari Kepolisian Metropolitan Seoul Ryu Mi Jin. Ia kedapatan tak berada di ruang kendali yang sudah dioperasikan untuk menanggapi situasi di Itaewon malam itu.

Ryu malah berada di kantor sendiri saat Tragedi Itaewon berlangsung. Ia baru mendapat laporan pada pukul 23.39 malam. Itu berarti, Ryu baru mendapat laporan sekitar satu jam setelah laporan pertama soal ada korban berjatuhan dalam kerumunan di Itaewon.

Menurut tim penyidik, Kepala Kapolres Seoul, Kim Kwang-ho, juga baru mendapat laporan soal tragedi tersebut sekitar 23.36 waktu setempat. Sementara itu, Kepala Kepolisian Korsel Yoon Hee-keun juga baru mengetahui insiden di Itaewon sekitar 00.14 tengah malamnya.

Hingga kini, polisi juga masih menyelidiki bagaimana perayaan Halloween pertama di Itaewon sejak tiga tahun terkurung pandemi Covid-19 itu bisa berubah mematikan. Saat ini, tim penyelidik tengah menginvestigasi keberadaan pejabat-pejabat polisi yang bertanggung jawab atas pengamanan daerah Itaewon, Yongsan, di malam tragedi berlangsung.

"Kami telah menyelesaikan penyelidikan terhadap 85 orang, termasuk 67 saksi dan korban, 14 karyawan di sejumlah bisnis terdekat TKP dan empat petugas polisi yang dikirim ke lokasi kejadian," kata Inspektur Son Je-hwan, yang bertanggung jawab dalam investigasi khusus ini seperti dikutip Korea Herald pada Jumat (4/11).

"Kami sedang memeriksa 141 potongan rekaman CCTV yang dikumpulkan dari dekat tempat kejadian. Kami sedang mengerjakan simulasi 3D dari situasi tersebut bekerja sama dengan Layanan Forensik Nasional," ucap Son.

Son mengatakan tim penyelidik akan fokus pada bagaimana tragedi itu terjadi.

"Kami fokus untuk mencari tahu apa penyebab kecelakaan itu dan siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu," kata Son. "Penting untuk mengetahui apakah otoritas terkait mengambil tindakan yang diperlukan untuk pengendalian keselamatan."



(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER