Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melaporkan Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik jarak menengahnya ke perairan lepas pantai timurnya di Laut Timur atau Laut Jepang.
Rudal itu ditembakkan pada Rabu (9/11) sore pukul 15.31 waktu setempat dari daerah Sukchon di provinsi Pyongan Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Pertahanan Jepang Yasakazu Hamada mengatakan rudal itu terbang sekitar 250 kilometer pada ketinggian yang "sangat rendah sekitar 50 kilometer atau kurang, dan jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang di dekat pantai timur Semenanjung Korea".
Dia menambahkan pihak berwenang masih memeriksa lebih lanjut terkait orbit rudal dan mengutuk peluncuran itu sebagai ancaman "perdamaian dan keamanan negara kita, kawasan dan masyarakat internasional".
Ketegangan antara Korut dan AS-Korsel di di Semenanjung Korea sendiri sudah terjadi sejak AS dan Korsel menggelar latihan bersama yang dinamakan Badai Siaga. Ketegangan juga makin panas usai kedua negara itu memutuskan memperpanjang latihan.
Pada Minggu (6/11), Pyongyang melaporkan telah meluncurkan 80 rudal selama 2-5 November 2022.
Peluncuran itu melibatkan 500 personel dalam latihan angkatan udara negara itu.
"[Manuver itu sebagai respons langsung] atas provokasi terbuka Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam latihan udara Badai Siaga," demikian menurut laporan media Korut, KCNA, Minggu (6/11), seperti dikutip CNN.
Laporan itu menerangkan Pyongyang meluncurkan rudal sebagai simulasi serangan yang menargetkan pangkalan udara musuh. Rudal itu juga diluncurkan untuk memusnahkan target udara di ketinggian dan jarak tertentu.
Meski begitu, tak ada informasi terkait jenis peluru kendali yang digunakan dalam uji coba tersebut. Laporan juga tak menyebutkan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang sempat dikerahkan pada Kamis namun gagal.
Korut terus menerus meluncurkan puluhan rudalnya dalam sepakan terakhir sebagai respons amarah Pyongyang atas latihan militer besar-besaran Vigilant Storm yang dilakukan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Selama ini, Korut memang kerap geram dengan latihan militer bersama kedua negara itu yang dinilai rezim Kim Jong Un dilakukan guna mempersiapkan penyerangan terhadap negaranya.
(blq/rds)