Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson yakin bisa mendapat restu Turki untuk menjadi anggota Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) saat menemui Presiden Recep Tayyip Erdogan di Ankara, Selasa (8/11).
"Saya pikir pemerintahan baru juga akan memberikan pendekatan baru yang lebih tegas dalam kaitan pendaftaran (Swedia) menjadi anggota NATO," kata Kristersson yang baru saja dilantik saat mengunjungi parlemen Turki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu prioritas utama pemerintah saya adalah memerangi kejahatan, memerangi kejahatan terorganisir, memerangi hubungan antara kejahatan terorganisir dan terorisme," ucapnya lagi seperti dikutip Reuters.
Swedia dan Finlandia tengah mendaftar untuk bergabung dengaN NATO sejak Mei lalu menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang memicu kekhawatiran negara Eropa.
Namun, Turki, sebagai salah satu anggota NATO dan memiliki hak veto, keberatan dengan aplikasi Swedia dan Finlandia tersebut.
Ankara beralasan kedua negara masih mendukung kelompok teroris. Finlandia dan Swedia memang diketahui menjadi tempat pelarian sejumlah buronan Turki mulai dari kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan beberapa kelompok terlarang lainnya yang dianggap Ankara teroris.
Selain itu, Finlandia dan Swedia juga masih menerapkan sanksi ekspor senjata ke Turki.
Ketiga negara pun telah meneken memorandum yang membatalkan hak veto Turki soal pendaftaran Swedia dan Finlandia masuk NATO.
Namun, Presiden Erdogan belum juga memberikan lampu hijau secara resmi soal keanggotaan kedua negara Nordik itu di NATO.
Erdogan menuturkan Swedia dan Finlandia harus berbuat lebih banyak lagi memenuhi syarat dari Turki sebelum bergabung dengan NATO.