Presiden G20 Akan Datang, Jadwal Penerbangan Reguler Bali Dikurangi
Demi memperlancar pendaratan pesawat VVIP yang membawa para pemimpin negara G20 di Bali, jadwal penerbangan reguler di Pulau Dewata mulai dikurangi akhir pekan ini.
Puncak KTT G20 yang dihadiri para pemimpin negara dengan perekonomian besar itu akan berlangsung di Nusa Dua, Bali.
"Mulai besok [Minggu (13/11)] pesawat komersil sudah dikurangi jadwalnya. Diatur jadwalnya, begitu nanti ada pesawat VVIP negara mana masuk area Bali, otomatis penerbangan reguler sudah paham udan dipublis kok. Dia tidak akan masuk di jam-jam itu," Asisten Operasi (Asops) Komando Operasi Udara (Kaskoopsud) II Kolonel Pnb Bambang Sudewo saat ditemui di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (12/11) petang.
Bambang mengatakan sesuai jadwal pada tanggal 13 November 2022 ada 9 pemimpin negara yang tiba di Pulau Bali salah satunya adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, serta kepala negara lainnya dan juga menteri dari negara lainnya yang mengikuti G20.
Sementara, untuk Presiden China Xi Jinping dijadwalkan tiba pada 14 November 2022 dengan kepala negara lainnya dan menterinya.
"Di jadwal 9 negara tanggal 13 dan sisanya tanggal 14. Presiden China di tanggal 14 sesuai jadwal (tapi) itu bukan pasti," kata Bambang.
Kendati, demikian pihaknya belum mengetahui jam berapa para pesawat sejumlah presiden akan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Sementara, saat nanti pesawat para presiden tiba di Bali, sudah terpantau di radar-radar yang ada di Bali dan langsung dihubungkan ke airport I Gusti Ngurah Rai dan mengatur jarak kedatangan.
"Kita pantau, bagaimanapun airport internasional ini sudah publik. Jadi begitu ada pesawat ke negaranya langsung dihubungkan ke airport Bali. Kita sudah pantau, kita juga sudah memasang radar kita untuk memantau penerbangan," ujar Bambang.
"Jadi kita sudah benar-benar tahu, oke jarak sekian pesawat negara ini. Jadi, kita sudah diatur dan terlihat di posko kita. Tapi sudah diantisipasi semuanya hingga ke bawa ini kita siapkan protokolernya," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan tim untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi. Sehingga, kedatangan para kepala negara berjalan dengan baik dan lancar.
"Kita siapkan tim-tim yang mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk. Misalnya, contoh pesawat keluar landasan, ada pesawat reguler, kemungkinan terburuk lagi ada gangguan-gangguan gelombang elektromagnetik yang mencoba mengganggu komunikasi ini," ujarnya.