ANALISIS

Apakah KTT G20 Bali Bisa Meredakan Tensi Konflik Global?

CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2022 13:21 WIB
Gelaran KTT G20 dimulai hari ini, bisakah forum 20 negara itu mengurangi tensi konflik sejumlah negara.
Jabat tangan erat Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden. (REUTERS)

Pertemuan bilateral lain yang berlangsung yakni antara Xi dan Albanese, hari ini.

Beberapa tahun belakangan, hubungan China-Australia tak harmonis. Terlebih perdana menteri sebelumnya, Scott Morrison yang dianggap terlalu condong ke Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka berselisih atas berbagai konflik. Mulai dari muasal Covid-19, perselisihan di kawasan Asia-Pasifik hingga embargo impor barang tertentu.

Sebelum bertemu Xi, Albanese sempat bertemu dengan Perdana Menteri China Le Keqiang di Kamboja pekan lalu.

Dari pertemuan tersebut, muncul dugaan reparasi hubungan untuk saling mencari titik tengah.

"Nanti pertemuan di Bali ya saya kira sifatnya akan sama, yakni membuka posisi, bertukar gestur baik. Belum ada target spesifiknya, tapi mereka kejar dialognya bangun pengertian," jelas Waffa.

Ia melihat ada potensi baik usai pertemuan Albanese dan Xi Jinping di Bali.

Waffa juga menyoroti nihilnya pertemuan bilateral antara AS dan Arab Saudi di sela KTT G20.

Menurut dia, Biden tak bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) membuat komunikasi kedua pihak itu dipertanyakan.

"Terutama terkait isu pemotongan produksi minyak dari Arab Saudi," ujar pengamat itu.

Oktober lalu, AS menuduh Saudi bekerja sama dengan Moskow untuk mengurangi produksi minyak. Tudingan ini muncul setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC+) akan memangkas target produksi minyak sebesar dua juta barel per hari.

Biden bahkan mengancam akan ada konsekuensi soal sikap Saudi terkait minyak.

Namun, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, membantah tuduhan itu.

"Arab Saudi tidak berpihak pada Rusia. Arab Saudi berada di pihak untuk mencoba memastikan stabilitas pasar minyak," ucap Al-Jubeir.

Al-Jubeir membantah ada motif politik dalam keputusan tersebut. Ia juga mengatakan pemangkasan produksi dilakukan untuk menghindari perubahan besar dalam harga minyak.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER