Macron Sebut Xi Jinping Bisa Berperan Jadi Juru Damai Rusia-Ukraina

CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2022 22:10 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Presiden China Xi Jinping bisa memainkan peran media untuk mencegah eskalasi konflik di Ukraina.
Pertemuan bilateral Emmanuel Macron dan Xi Jinping di sela-sela KTT G20 Bali. (AFP/LUDOVIC MARIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Presiden China Xi Jinping bisa memainkan peran media untuk mencegah eskalasi konflik di Ukraina.

Saat berbicara di konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 Bali, Macron meyakini China bisa mengambil peran mediasi dalam konflik tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya yakin China bisa memainkan, di pihak kita, peran mediasi yang lebih penting dalam beberapa bulan mendatang, khususnya untuk mencegah kembalinya serangan lebih kuat pada awal Februari," kata Macron, seperti dikutip The Guardian, Rabu (16/11).

Macron juga menyampaikan ingin mengunjungi China pada Januari 2023 mendatang.

Harapan Macron soal pergeseran posisi China menyusul pertemuan bilateral dengan Xi di sela-sela KTT Bali.

Macron yakin Xi tulus, dan menjunjung tinggi dukungan piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kedaulatan negara.

[Gambas:Video CNN]

Menurut Macron, Ukraina mungkin harus siap bernegosiasi dengan Rusia sebelum mendapat kembali semua wilayah yang hilang, termasuk Crimea.

Beberapa ahli militer yakin Ukraina bisa merebut wilayah yang dikuasai Rusia termasuk Crimea, sebelum Februari. Namun dengan catatan perlambatan musim dingin dalam pertempuran.

Macron juga mengatakan tugas yang harus segera dilakukan adalah melakukan apapun untuk membantu Ukraina.

Selain itu, Macron juga menyampaikan pandangan dia soal deklarasi G20.

"G20 tidak berpaling dari perang di Ukraina. Sekalipun [Presiden Rusia] Vladimir Putin tidak datang, pesan yang dikirimkan kepadanya sangat jelas, sebagian besar mengutuk perang di Ukraina. Itu adalah fakta," kata Macron.

[Gambas:Video CNN]

Di balik KTT, lanjut dia, terjadi konsensus yang berkembang. Menurut Macron, ada ruang konvergensi termasuk dengan China dan India menyoal Rusia.

"Kami telah menyatukan Senegal, Rwanda, Afrika Selatan, Argentina, dan Meksiko untuk menciptakan konvergensi dan memiliki pesan yang jelas vis-a-vis Rusia, seruan lengkap bagi Rusia untuk mengakhiri perang ini."

Di salah satu poin deklarasi itu, G20 menyatakan bahwa mereka menegaskan kembali posisi negara masing-masing seperti yang disampaikan di forum-forum sebelumnya.

"Kami menegaskan kembali posisi negara kami yang disampaikan dalam forum lain, termasuk di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang di mana dalam Resolusi No. ES-11/1 tertanggal 2 Maret 200, yang diadopsi oleh mayoritas (141 setuju, 5 menolak, 25 abstain, dan 12 absen) menyatakan pernyataan kuat mengenai agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina dan mendesak penarikan sepenuhnya dan tanpa syarat mereka dari wilayah Ukraina," demikian isi poin ketiga itu.

Dalam pemungutan suara resolusi PBB yang disinggung dalam deklarasi itu, 5 negara memang menolak mengecam dan mendesak Rusia untuk angkat kaki dari Ukraina.

Salah satu dari kelima negara itu adalah Rusia. Selain itu, 25 negara juga abstain, termasuk dua di antaranya merupakan anggota G20, yaitu China dan India.

Melalui deklarasi ini, G20 hanya menyatakan bahwa negara anggota menegaskan kembali posisi mereka. Dengan demikian, Rusia menolak mengecam, sementara China dan India juga tak mau ikut campur.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER