Pemilu Malaysia Ketat, Anwar Ibrahim-Muhyiddin Saling Klaim Kabinet

CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2022 10:17 WIB
Pemimpin Pakatan Harapan Anwar Ibrahim dan pemimpin Partai Perikatan Nasional Muhyiddin Nasin saling klaim soal kabinet selanjutnya.
Foto: AFP/MOHD RASFAN

Meski fakta bahwa tidak ada satu pun partai politik yang melewati ambang batas 112 kursi di Parlemen, dia mengklaim PH telah mendapatkan dukungan untuk membantu koalisi mencapai mayoritas sederhana.

"Kami melakukan serangkaian pertemuan, dan hasilnya, kami mendapatkan mayoritas. Mayoritas berarti lebih dari 111," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Partai nasional, partai daerah, saya kira tidak tepat sekarang, semua dokumen sudah kita siapkan tapi kita akan menghormati proses hukum untuk terlebih dahulu menyerahkan ke Yang di-Pertuan Agong," imbuhnya.

Malaysia menggelar Pemilu untuk memilih anggota parlemen pada Sabtu (19/11). Sekitar 21 juta warga diperkirakan menggunakan hak pilih mereka.

Sebanyak 945 calon berkompetisi untuk mendapat kursi yang hanya 222. Partai atau koalisi partai politik yang mengamankan setidaknya 112 kursi berhak membentuk kabinet, dan menunjuk perdana menteri

Pemilu di Malaysia menggunakan sistem first past the post di mana partai atau koalisi yang berhasil mengantongi 112 dari total 222 kursi di parlemen akan membentuk pemerintahan.

Terdapat lima kandidat PM dari koalisi atau partai yang berpartisipasi di Pemilu Malaysia. Pertama, Ismail Sabri Yakoob dari Koalisi Barisan Nasional.

Kandidat PM selanjutnya adalah Anwar Ibrahim yang merupakan pemimpin Pakatan Harapan. Lalu, ada pemimpin Partai Perikatan Nasional Muhyiddin Yassin.

Pesaing berikutnya ada Ahmad Zahid Hamidi yang merupakan pemimpin Koalisi Barisan Nasional, dan terakhir ada Mahathir Mohamad yang telah dua kali menjabat PM Malaysia.

MalayMail melaporkan hingga pukul 03.00 hari ini, PN dipastikan meraih 73 kursi parlemen, enam lagi belum diumumkan secara resmi.

(yla/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER