Demonstrasi di sekitar pabrik iPhone Foxconn, Zhengzhou, China, pecah usai peserta aksi terlibat bentrok dengan petugas keamanan di pabrik itu pada Selasa (22/11).
Dalam video yang beredar di media sosial, ratusan buruh turun ke jalan sejak Selasa siang. Beberapa orang dihadang polisi anti huru-hara dan petugas yang mengenakan jubah hazmat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di video lainnya dengan latar belakang malam hari menunjukkan wajah seorang laki-laki berlumur darah.
"Mereka memukuli orang, memukuli orang. Apa mereka punya hati nurani," kata salah satu orang dalam video itu, Rabu.
AFP memverifikasi video itu melalui geolokasi yang menunjukkan ciri khas, termasuk bangunan dan barikade, di dekat tempat tinggal staf kompleks pabrik.
Video lain menunjukkan bilik tempat tes Covid-19 hancur dan kendaraan terbalik.
Di salah satu video, beberapa truk pemadam kebakaran terparkir di dekat blok pemukiman. Dalam rekaman itu, terdengar pula orang meminta para buruh kembali.
"Semua pekerja harap kembali ke tempat tinggal mereka, jangan bergaul dengan minoritas kecil elemen ilegal," kata orang yang menggunakan pengeras suara di video itu.
Foxconn adalah pemberi kerja sektor swasta terbesar di China. Perusahaan ini memiliki lebih dari satu juta pekerja di sekitar 30 pabrik dan lembaga penelitian.
Perusahaan yang memiliki nama resmi Hai Precision Industry adalah produsen elektronik terbesar di dunia. Mereka merakit gadget untuk banyak merek internasional, termasuk Apple.
Menanggapi kerusuhan itu, pihak berwenang China bergerak cepat. Tagar "kerusuhan Foxconn" mulanya menggema di Weibo tapi kini tampaknya sudah disensor.
Kebijakan nol-Covid yang masih berlangsung di China menyebabkan banyak warga murka. Mereka lelah 'dikurung' selama berminggu-minggu di pabrik dan universitas, atau tidak dapat bepergian dengan bebas.
Pihak Foxconn maupun Apple tak segera memberikan komentar saat dimintai tanggapan.
Kasus Covid-19 di China belakangan tengah melonjak. Raksasa teknologi Taiwan, subkontraktor utama Apple, kemudian memutuskan perusahaan menutup beberapa kompleks di pabrik untuk mencegah penularan virus.
Sejak saat itu, pabrik tersebut beroperasi dalam gelembung "lingkaran tertutup".
Pada awal November ini, muncul video yang berisi para pekerja panik dan melarikan diri massal. Beberapa karyawan kemudian menceritakan kekacauan di kompleks bengkel dan asrama.
Sebagai pengganti para pekerja yang melarikan diri, perusahaan menawarkan bonus besar dan insentif lain bagi karyawan yang bertahan.
Di sisi lain, pemerintah daerah mengangkut besar-besaran buruh baru agar pabrik tetap beroperasi.
Beberapa pekan lalu, Apple mengakui lockdown telah "mempengaruhi sementara" produksi menjelang musim liburan di pabrik Zhengzhou.
(isa/rds)