Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi menceritakan kerepotan ketika banjir melanda Jeddah pada Kamis (24/11).
WNI bernama Diding Suandi itu bahkan harus menghabiskan waktu tujuh jam untuk menempuh perjalanan dari tempat tinggalnya ke bandara, padahal biasanya hanya 30 menit.
Ia bercerita bahwa saat banjir terjadi, ia harus mengantar istri mantan kepala kepolisian daerah Banten, Retno, ke Bandara Internasional King Abdulaziz.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hujan deras mengguyur, memicu kemacetan di banyak jalan.
"Dari jam 16.00 saya antar ke airport. Dia [Retno] take off jam 00.00. Sampai ke airport itu pas jam 23.00 malam karena banjirnya lumayan gede lah," kata Diding kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/11).
Ia memerlukan waktu berjam-jam lantaran harus mencari jalan menuju bandara. Di tengah kemacetan itu pun tak ada petugas lalu lintas.
"Tapi penanganan dari pemerintah, polantas [Polisi lalu lintas], atau apa itu enggak ada. Kalau ada pengaturan dari itu, [seharusnya] bisa [mengurai kemacetan] biarpun banjir," ucap Diding.
Meski demikian, ia bersyukur kemacetan saat ia pulang dari bandara tak separah sebelumnya, meski terdapat genangan air.
Diding juga menceritakan usahanya "Bakso Mang Oedin" terdampak banjir. Air mengelilingi sekitar tempat itu. Ia juga harus menutup warungnya.
"Kemarin sih buka. Cuma kita buka untuk menunggu orang di sekitarnya [datang]. Karena tidak ada sama sekali, ya kita tutup," tutur Diding.
Warga asal RI itu juga menyadari tak ada jemaah yang berkunjung karena jalan dari Mekah ke Jeddah ditutup.
Banjir bandang menerjang Jeddah pada Kamis (24/11) akibat hujan lebat. Imbas bencana ini, dua orang tewas.
Pihak berwenang sampai harus menunda penerbangan di Bandara Internasional King Abdulaziz dan menutup sekolah-sekolah.
Akibat banjir itu pula, akses jalan dari Kota Jeddah menuju Mekkah, yang biasanya digunakan para jemaah haji, sempat ditutup. Namun, sejumlah fasilitas umum telah dibuka kembali.
(isa/has)