Pada 1999 Wan Azizah mulai membentuk gerakan pro-demokrasi seperti Gerakan Reformasi. Dia juga menjadi pemimpin organisasi non-profit, Gerakan Keadilan Sosial (ADIL) sebelum membantu mendirikan Partai Keadilan Rakyat (PKR), buatan suaminya.
Saat itu, PKR didirikan dengan tujuan mereformasi dan mendemokrasikan sistem politik Malaysia hinnga memperoleh kursi di parlemen. Tujuan Wan Azizah saat itu hanya satu, membebaskan suaminya.
Tak hanya di dalam negeri, Wan Azizah, yang merupakan lulusan terbaik Royal College of Surgeons di Irlandia, berupaya menggalang dukungan dari luar negeri untuk memberi tekanan kepada Mahathir supaya membebaskan Anwar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Presiden Filipina Joseph Estrada, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia (MPR) Amien Rais, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Madeleine K Albright hingga Amnesty Internasional mendukung perjuangannya.
Wan Azizah terus menegaskan eksistensinya di dunia politik dengan mengikuti pemilihan umum parlemen 1999 bersama PKR. Saat itu PKR berhasil mengamankan lima kursi di parlemen.
Di tahun yang sama, Wan Azizah juga berhasil terpilih sebagai anggota parlemen perwakilan daerah Permatang Pauh yang sebelumnya diisi Anwar. Dia berhasil mempertahankan posisinya itu di pemilu 2004.
Pada pemilu 2008, Wan Azizah juga berhasil memenangkan kursi parlemen untuk daerah Permatang Pauh dengan dukungan 13.388 suara. Dia juga mendapat dukungan penuh dari seluruh partai koalisi Pakatan Harapan, untuk memimpin oposisi di majelis rendah parlemen.
Dia juga sempat terpilih menjadi anggota Majelis Umum Legislatif Selangor untuk wilayah Kajang pada 2014 lalu. Di pemilu 2015, Wan Azizah kembali bersaing memenangkan satu kursi parlemen untuk wilayah Permatang Pauh setelah suaminya, Anwar, didiskualifikasi karena kembali terjerat kasus sodomi dan masuk penjara lagi.
Pada 2018, Mahathir meminta Raja Malaysia mengampuni Anwar agar dibebaskan demi membentuk koalisi partai Pakatan Harapan untuk mengalahkan eks PM Najib Razak dalam pemilu.
Saat itu, Wan Azizah dipercaya menjabat sebagai Presiden Pakatan Harapan hingga kini. Setelah Pakatan Harapan menang pemilu, Mahathir, orang yang pertama menjebloskan suaminya ke penjara, didapuk menjadi PM Malaysia.
Sementara itu, Mahathir memilih Wan Azizah sebagai wakilnya.
(rds)