7 Gaduh Politik di Piala Dunia: Isu LGBT-Iran Ancam Bui Kerabat Timnas

CNN Indonesia
Selasa, 29 Nov 2022 13:00 WIB
Bendera LGBT Berkibar di Laga Portugal vs Uruguay. (Foto: AP/Abbie Parr)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tak hanya soal gegap gempita mencari juara dunia sepak bola, gelaran Piala Dunia Qatar 2022 juga terseret sejumlah isu geopolitik yang saat ini tengah terjadi. 

Mulai dari dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh tuan rumah Qatar, gerakan kampanye kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), dugaan rasisme, hingga perselisihan antarnegara ikut terbawa dalam turnamen olahraga empat tahunan ini.

Berikut sejumlah insiden politik yang terseret ke gelaran Piala Dunia Qatar 2022:

1. Dugaan Pelanggaran HAM

Dugaan pelanggaran HAM terhadap Qatar muncul setelah The Guardian merilis laporan yang mengungkap lebih dari 6.500 buruh migran dari lima negara meninggal di Qatar sejak negara itu ditetapkan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Ribuan buruh itu diduga meninggal dalam proyek infrastruktur terkait Piala Dunia 2022.

Data itu dihimpun dari berbagai sumber pemerintahan asal para buruh migran tersebut, yakni India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka.

Merujuk pada laporan tersebut, ribuan buruh meninggal dunia di Qatar dalam kurun 10 tahun dari 2010 sampai 2020.

Selama periode itu, Qatar sedang melakukan pembangunan besar-besaran untuk mempersiapkan Piala Dunia, salah satunya tujuh stadion baru. Qatar juga membangun sederet infrastruktur lain seperti bandara, jalan, sistem transportasi publik, hotel, hingga satu kota baru.

2. Gonjang-ganjing Iran

Gelombang penolakan timnas Iran untuk bertanding di Piala Dunia sempat bergelora usai negara Timur Tengah itu dilanda demo besar-besaran akibat kematian Mahsa Amini.

Mahsa Amini merupakan perempuan 22 tahun yang meninggal dunia saat dalam penahanan polisi moral Iran pada September lalu. Amini ditangkap polisi moral setelah dinilai memakai hijab tak sesuai aturan yang berlaku.

Banyak negara di dunia meminta Iran dicoret dari pesta bola dunia 2022. Salah satunya adalah Ukraina yang ngotot ingin menggantikan Iran.

3. Timnas Iran 'Menentang' Rezim Khamenei

Terlepas dari desakan agar Iran tak ikut berlaga di Piala Dunia, the Persian Stars itu tetap berlaga di Piala Dunia 2022. 

Momen langka juga terjadi di laga perdana timnas Iran di Piala Dunia 2022 saat melawan Inggris pekan lalu. Dalam pembukaan laga, timnas Iran menolak menyanyikan lagu kebangsaan. Langkah itu dilakukan Timnas Iran sebagai bentuk penentangan mereka terhadap rezim pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Selain itu, langkah berani itu dilakukan timnas Iran sebagai simbol dukungan terhadap para pedemo yang memperjuangkan keadilan bagi Mahsa Amini dan perempuan Iran secara menyeluruh.

Langkah itu pun membuat Teheran naik pitam. Militer Iran mengancam timnas untuk menyanyikan lagu kebangsaan laga hari ini, Selasa (29/11).

Jika tidak, keluarga mereka bakal dipenjara dan disiksa. Ancaman juga berlaku apabila pemain ikut-ikutan dalam protes politik melawan rezim Teheran.

Buntut aksi itu, timnas juga diawasi secara ketat oleh pasukan militer yang menyusup di antara penonton.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

7 Gaduh Politik di Piala Dunia Qatar: Kampanye LGBT-Duel Iran vs AS


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :