Iran dilaporkan mengirim intel untuk memata-matai pemain tim nasional selama berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar.
Menurut sumber keamanan terkait Piala Dunia 2022, Iran mengerahkan puluhan personel militernya dari Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk memantau aktivitas setiap pemain timnas Iran dan staf official mereka selama di Qatar.
Timnas Iran juga dilaporkan dilarang bergaul dengan timnas negara lain dan orang asing selama mengikuti ajang Piala Dunia 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada banyak aparat keamanan Iran di Qatar dikerahkan untuk menggali informasi dan mengawasi para pemain (timnas)," kata sumber itu pada Selasa (29/11).
IRGC bahkan mengirim sekelompok personelnya untuk menyusup di antara para suporter untuk mengawasi pemain timnas dari dekat.
Dalam pertandingan terakhir melawan Wales, rezim mengirim lebih dari ratusan 'orang' untuk memberi dukungan dan bantuan palsu di antara para penggemar," tutur sumber itu, seperti dikutip CNN.
"Untuk pertandingan berikutnya melawan AS, rezim berencana secara signifikan menambah jumlah aktor tersebut menjadi ribuan."
Laga Iran di Piala Dunia kali ini memang di bawah bayang-bayang gejolak politik Teheran. Selama beberapa bulan terakhir, Iran diguncang demonstrasi yang disebut-sebut paling besar sejak rezim berkuasa.
Demo itu dipicu kematian Mahsa Amini, seorang perempuan berusia 22 tahun yang meninggal dalam penahanan polisi moral Iran. Ia ditahan karena tidak mengenakan hijab sesuai aturan.
Protes terhadap kematian Amini juga digaungkan pemain timnas Iran dalam laga perdana di Piala Dunia 2022 saat melawan Inggris pekan lalu.
Dalam pembukaan, timnas Iran menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebagai simbol dukungan terhadap para pedemo.
Akibat tindakan itu, Iran dilaporkan mengancam bakal membui keluarga para pemain timnas jika mereka lagi-lagi "tidak menjaga sikap" dalam laga melawan Amerika Serikat pada Rabu (30/11) dini hari nanti.
Sumber bahkan mengatakan para pemain timnas Iran dan pelatih dipanggil untuk hadir dalam pertemuan khusus dengan sayap elite militer Iran IRGC.
Dalam pertemuan itu, IRGC memberikan ultimatum bahwa keluarga para pemain timnas bakal "dipenjara atau disiksa" jika mereka tak"jaga sikap" dalam Piala Dunia, termasuk di laga hari ini.
Ancaman ini berlaku jika para pemain timnas tak mau menyanyikan lagu kebangsaan atau ikut serta dalam protes politik menentang rezim Teheran dengan cara lainnya.
Pelatih asal Portugal untuk timnas Iran, Carloz Queiroz, juga sudah bertemu secara terpisah dengan IRGC usai ancaman terhadap pemain Iran dan keluarganya itu mencuat.
Tak diketahui isi pembicaraan Queiroz dengan IRGC. Namun sebelumnya, Queiroz sempat mengatakan para pemain bisa melakukan protes di Piala Dunia, tapi harus sesuai dengan koridor aturan FIFA.