Hubungan Maroko dan Aljazair menuai sorotan usai Algiers menyensor cuplikan kemenangan skuad Singa Atlas atas Portugal pada babak semifinal di Piala Dunia 2022, Qatar.
Begitu ketat penyensoran itu, direktur stasiun televisi pemerintah PETV, Chabane Lounakel, dipecat usai kedapatan menyiarkan kemenangan Maroko atas Portugal. Penyensoran ini terjadi saat hubungan Maroko dan Aljazair panas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa pemerintah Aljazair gerah kala Maroko 'menari-nari' di Piala Dunia 2022? Sebagai negara tetangga, dua negara itu punya riwayat konflik yang cukup panjang.
Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik sejak 2021 lalu. Putus hubungan diplomatik 2021 lalu merupakan kali kedua bagi Maroko dan Aljazair.
Pada 1976, Aljazair mengakui Republik Demokratik Arab Sahrawi yang diproklamirkan kelompok separatis di Maroko yang disokong Aljazair, Front Polisario.
Usai pengakuan itu, Maroko memutuskan hubungan diplomatik dengan Aljazair. Hubungan diplomatik baru pulih pada Mei 1988, seperti dikutip The Conversation.
Kemudian pada September lalu, Aljazair memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko.
Menteri Luar Negeri Aljazair, Ramdane Lamamra, menuding Maroko melakukan tindakan bermusuhan.
"Aljazair menetapkan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Kerajaan Maroko mulai hari ini," ujar Lamamra pada September 2021 lalu, seperti dikutip Al Jazeera.
Ia kemudian berujar, "Kerajaan Maroko tak pernah menghentikan tindakan permusuhan terhadap Aljazair."
Pemutusan hubungan tersebut mulai berlaku sejak Lamamra mengumumkan langkah baru Aljazair. Namun, kantor konsulat di sejumlah wilayah tetap dibuka.
Dewan Keamanan tertinggi Aljazair juga memutuskan menutup wilayah udara bagi seluruh penerbangan sipil dan militer Maroko. Keputusan ini muncul karena Rabat dianggap terus memprovokasi dan melakukan tindakan bermusuhan.
Sepekan sebelum pemutusan hubungan, Aljazair menuding Maroko turut menyebabkan kebakaran hutan di negara tetangganya itu. Imbas kebakaran ini, puluhan ribu hektar hutan hangus dan 90 orang tewas, termasuk 30 tentara.
Pemerintah Aljazair menuding kelompok separatis wilayah Berber dan Rabat sebagai dalang kebakaran hutan itu.
Mereka juga menuduh kelompok separatis Aljazira yang didukung Maroko, Gerakan Penentuan Nasib Sendiri Kabylie (MAK), terlibat dalam insiden tersebut.
Sebelum hubungan bilateral ini putus, Maroko dan Aljazair punya riwayat konflik terkait sengketa di kawasan gurun.
Sengketa di wilayah tersebut terjadi sejak 1962, saat Maroko menyusul Aljazair menjadi negara merdeka.
Setelah kedua negara sama-sama merdeka, mereka memperebutkan kepemilikan wilayah gurun yang membentang di antara kedua negara.
Lanjut baca di halaman berikutnya...