China Ancam Balas Negara yang Cek Ketat Pelancong Gegara Covid

CNN Indonesia
Selasa, 03 Jan 2023 20:32 WIB
Ilustrasi. China mengancam bakal mengambil tindakan balasan bagi negara-negara yang menerapkan kebijakan ketat terhadap pelancong dari Negeri Tirai Bambu. (Istockphoto/ShutterOK)
Jakarta, CNN Indonesia --

China mengancam bakal mengambil tindakan balasan bagi negara-negara yang menerapkan kebijakan ketat terhadap pelancong dari Negeri Tirai Bambu karena lonjakan kasus Covid-19.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning melontarkan ancaman ini ketika mengecam sejumlah negara yang menerapkan aturan khusus bagi pendatang dari China.

Para pelancong yang datang dari China diwajibkan melakukan tes Covid-19 ketika tiba di negara-negara itu.

"Beberapa negara memberlakukan pengetatan masuk dengan hanya menargetkan para pelancong China," kata Mao seperti dikutip AFP.

"Ini tidak memiliki dasar ilmiah dan beberapa praktik tak bisa diterima. [Kami bisa] mengambil tindakan balasan sesuai prinsip timbal balik."

Namun, Mao tak mengungkap lebih lanjut langkah balasan yang dimaksud.

Sejumlah negara belakangan memang mulai memperketat aturan bagi para pelancong yang datang dari China.

Mereka waswas dengan lonjakan kasus Covid-19 di China usai Negeri Tirai Bambu mencabut kebijakan nol-Covid mereka pada 7 Desember lalu.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Prancis, dan Jepang kini mewajibkan pendatang dari Beijing menyertakan hasil tes negatif Covid-19 saat memasuki wilayahnya.

Sebagian besar negara mengaku khawatir lantaran China tak memberikan data transparan terkait kasus Covid-19 di negara itu.

Komisi Kesehatan Nasional China juga enggan melaporkan kasus harian Beijing dan melempar tanggung jawab itu kepada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Sejak Desember, kasus Covid-19 di China memang dilaporkan melonjak. Rumah sakit hingga krematorium bahkan disebut kewalahan akibat lonjakan kasus ini.

Di tengah lonjakan itu, China mengubah aturan penghitungan jumlah kematian akibat Covid-19.

Awalnya, semua kematian ketika pasien mengidap Covid-19 dianggap sebagai kasus meninggal akibat corona.

Namun kini, China hanya menghitung kasus yang meninggal benar-benar karena sesak napas akibat Covid, bukan penyakit bawaan.

Setelah aturan diubah, China hanya melaporkan 22 kasus kematian.

(blq/has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK