400 Tentara Rusia Diklaim Tewas di Ukraina, Sekutu Putin Mencak-mencak

CNN Indonesia
Selasa, 03 Jan 2023 20:02 WIB
Sejumlah pejabat sekutu Presiden Vladimir Putin mengamuk mendengar laporan 400 tentara Rusia tewas diserbu Ukraina pada akhir Desember lalu.
Sejumlah pejabat sekutu Presiden Vladimir Putin mengamuk mendengar laporan 400 tentara Rusia tewas diserbu Ukraina pada akhir Desember lalu. (Reuters/Clodagh Kilcoyne)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pejabat sekutu Presiden Vladimir Putin mengamuk mendengar laporan 400 tentara Rusia tewas diserbu Ukraina pada akhir Desember lalu.

Seorang anggota parlemen Rusia, Sergei Mironov, meradang karena menurutnya, kematian besar-besaran itu terjadi akibat kesalahan komando Negeri Beruang Merah di lapangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan keterangan yang ia himpun, angka kematian sangat tinggi karena Rusia menyatukan kompleks gudang amunisi dengan barak pasukan.

Lebih parah, barak pasukan itu berdiri terang-terangan di bangunan sekolah, tanpa kamuflase apa pun untuk melindungi tentara.

Dengan demikian, ketika Ukraina melancarkan serangan ke gudang amunisi di Makiivka, Donetsk, itu pada 31 Desember, banyak pasukan menjadi korban.

Ukraina mengklaim 400 tentara Rusia tewas dalam serangan itu, sementara Negeri Beruang Merah mencatat 63 personel militernya meninggal akibat gempuran tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Namun, Ukraina hanya mengonfirmasi jumlah pasukan Rusia yang tewas. Mereka tak mengonfirmasi bahwa Ukraina yang melancarkan serangan di malam Tahun Baru itu.

Mironov pun mendesak agar Rusia menjatuhkan hukuman terhadap para pejabat yang "mengizinkan konsentrasi personel militer di bangunan yang tak terlindungi."

Ia juga menuntut hukuman bagi "semua pihak berwenang yang tak menyediakan keamanan yang mumpuni."

Tak hanya Mironov, seorang mantan komandan pasukan pro-Rusia di Ukraina, Igor Girkin, juga melontarkan kritik serupa.

"Yang terjadi di Makiivka sangat mengerikan," tulis Girkin dalam artikel opininya yang disebarkan di Telegram, sebagaimana dikutip Reuters.

"Siapa yang punya gagasan menempatkan pasukan jumlah besar di satu bangunan, di mana orang bodoh saja tahu jika artileri menghantam, banyak yang akan terluka atau mati? Para komandan tak peduli."

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER