Sejumlah pejabat kroni Presiden Rusia Vladimir Putin murka mengetahui kabar 400 tentara Rusia tewas digempur Ukraina pada akhir Desember 2022.
Berita lainnya adalah Amerika Serikat secara langsung menegur Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sejumlah kabar dalam 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini:
Para pejabat kroni Presiden Vladimir Putin mengamuk mendengar laporan 400 tentara Rusia tewas diserbu Ukraina pada akhir Desember lalu.
Seorang anggota parlemen Rusia, Sergei Mironov, meradang karena menurutnya, kematian besar-besaran itu terjadi akibat kesalahan komando Negeri Beruang Merah di lapangan.
Berdasarkan keterangan yang ia himpun, angka kematian sangat tinggi karena Rusia menyatukan kompleks gudang amunisi dengan barak pasukan.
Lebih parah, barak pasukan itu berdiri terang-terangan di bangunan sekolah, tanpa kamuflase apa pun untuk melindungi tentara.
Dengan demikian, ketika Ukraina melancarkan serangan ke gudang amunisi di Makiivka, Donetsk, itu pada 31 Agustus, banyak pasukan menjadi korban.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) di China menceritakan pengalamannya kocar-kacir mencari obat saat mengidap Covid-19 di tengah lonjakan kasus corona di negara itu.
WNI bernama Alissa itu bercerita bahwa ia sebenarnya tak terlalu khawatir saat China mulai melonggarkan strategi Covid-19 pada awal Desember lalu.
"Pas diberitakan per 4 Desember sudah open [longgar] gitu di Shanghai, langsung senang. Di saat itu, enggak kepikiran sama sekali buat stok obat," kata Alissa kepada CNNIndonesia.com, Selasa (3/1).
Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan tentang lawatan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Washington mewanti-wanti setiap upaya mengubah status quo Yerusalem dan tempat-tempat suci di kota itu "tidak dapat diterima". Kementerian Luar Negeri AS bahkan menghubungi kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meminta penjelasan soal lawatan Ben-Gvir itu.
"Amerika Serikat tegas melestarikan status quo sehubungan dengan tempat-tempat suci di Yerusalem," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada Selasa (3/1).
"Setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo tidak dapat diterima," paparnya lagi.
(tim/bac)