Putra gembong narkoba Meksiko El Chapo, Ovidio Guzman, akhirnya ditangkap setelah intelijen gagal menahan dia tiga tahun lalu.
Penangkapan pria 32 tahun itu pun memicu kerusuhan di sejumlah kota Meksiko, terutama di basis-basis kartel Sinaloa, organisasi kriminal narkoba yang dipimpin El Chapo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ovidio sendiri merupakan tokoh kunci dari kartel tersebut sejak ayahnya ditahan di Amerika Serikat. Dia sempat dibekuk pada 2019 namun dibebaskan hingga membuat pamor pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador turun.
Pemerintah kala itu dinilai tunduk pada kejahatan karena membebaskan Ovidio.
Berikut sekilas tentang kartel Sinaloa pimpinan El Chapo yang terkenal brutal.
Kartel Sinaloa merupakan salah satu sindikat perdagangan narkoba terbesar dan terkuat di dunia. Organisasi itu berbasis di Culiacan, negara bagian Sinaloa, Meksiko.
Kartel Sinaloa adalah sumber impor narkoba terbesar ke AS setiap tahun. Mereka biasa memperjualbelikan kokain, ganja, methamphetamine, dan heroin.
Selain besar, kartel Sinaloa juga dikenal brutal. Pada 1985, organisasi itu terlibat dalam penyiksaan dan pembunuhan agen pemberantas narkoba AS, seperti dikutip dari Britannica.
Kekuatan kartel Sinaloa itu sebagian besar didapat dari upaya membunuh saingan, polisi, hingga jurnalis.
Diberitakan The Telegraph, kartel Sinaloa pernah melakukan pembunuhan sadis pada 2010. Pemimpin kartel, El Chapo, dengan bengis memenggal kepala korbannya, Hugo Hernandez, menggunakan gergaji.
Kebrutalan El Chapo tak sampai situ. Dia juga menguliti kulit wajah Hernandez dan menjahitnya ke sebuah bola.
Bola dan tujuh potongan tubuh Hernandez dibuang ke jalan di Kota Los Mozhis dalam kantung plastik.
Sadisnya, bola itu juga ditulis ucapan selamat tahun baru oleh El Chapo.
Associated Press juga pernah melaporkan El Chapo membakar dua orang pria sampai tulang-tulang di tubuh mereka hancur.
Kartel Sinaloa juga pernah menyiksa korbannya dengan merendam tubuh korban ke dalam cairan asam. Mereka juga pernah mengintimidasi korban dengan menyuntik adrenalin ke sistem syaraf korban.
(blq/bac)