Anwar sempat mengingatkan bahwa menjadi pemimpin harus mengutamakan kerendahan hati. Sebab hikmah kerendahan hati menurutnya tak pernah ada batasan.
Anwar berujar memegang suatu kekuasaan memungkinkan seseorang untuk mudah merasa arogan atau angkuh. Oleh sebab itu, pemimpin mesti tetap 'merunduk' agar bisa menikmati satu-satunya hikmah yang tak pernah putus tersebut.
"Kalau ada satu-satunya hikmah yang mungkin kita terima adalah merendah diri, humality atau atau tawaduk. Karena hikmah tawaduk itu tidak ada batasnya. Sebagai pemimpin tentu akan mudah merasa angkuh. Bukan saja pemimpin politik tapi juga pemimpin lainnya," kata Anwar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar mewanti-wanti rakyat untuk tidak mudah percaya dengan pemimpin yang suka menggembar-gemborkan agama. Dia berujar, para pemimpin di negara manapun mesti diawasi kejujurannya.
Sebab menurutnya, di negara Islam sekalipun, para pemimpin yang melakukan kejahatan seperti korupsi tetap merajalela.
"Apakah benar orang yang memegang tampuk kekuasaan itu, yang menang dengan dukungan rakyat itu, menang dengan cara dan kaidah etik yang dapat dipertahankan. Nah sudah punya kuasa, apakah mereka jujur dalam melaksanakan amanah itu? Memberantas korupsi yang sudah menjadi budaya?" ucapnya.
"Di negara-negara Islam, lebih kuat slogan Islamnya, lebih banyak dana hilang. Atau kalau di Malaysia, lebih kuat suara ketuanan Melayunya, lebih cepat lesap (hilang) uangnya. Jadi dengan demikian, kita tidak boleh terpukau dengan slogan, janji-janji muluk, dan kata-kata karena kalau kita pegang terhadap prinsip Islam (itu harusnya) lebih keras lagi."
Perdana Menteri Malaysia ke-10 itu juga mengingatkan pendidikan merupakan hal penting yang tak boleh dilewatkan begitu saja dalam hidup.
Menurut Anwar, mempelajari spesialisasi ilmu pendidikan penting dilakukan di masa kini. Sebab jika manusia tidak mengikuti perkembangan zaman, mereka akan tertinggal jauh di belakang.
"Apa arti hidup tanpa kemanusiaan dan rahmah. Apa arti hidup tanpa nilai dan akhlak. Jadi oleh karena itu pendidikan tidak boleh disingkirkan dari kehidupan," katanya.
Anwar berujar selama memimpin Malaysia, dia berharap bisa memberantas korupsi negara itu.
Anwar mengatakan dia ingin dikenal sebagai pemimpin yang mampu membersihkan negara dari biang-biang korupsi. Dia tak mau ada penyelewengan selama dirinya menjabat Negeri Jiran.
"Soal yang sangat singkat tapi amat membebankan. Saya mau negara Malaysia yang demokratis dan adil. Saya mau orang kenal usaha Anwar untuk Malaysia itu membersihkan dari rasuah dan penyelewengan," kata Anwar.
Anwar mengakui 'mimpinya' itu cukup sulit untuk diwujudkan. Tetapi, dia mengaku bangga setidaknya dirinya akan mencoba mengimplementasikan harapannya kepada Malaysia.
(blq/bac)