Beredar sejumlah video tentang demonstrasi para pekerja pabrik alat tes swab untuk Covid-19 yang berakhir rusuh di Chongqing, China.
Sekitar 10 ribu para pekerja di pabrik Zybio Inc dikabarkan tak menerima bayaran atau tak mendapat bayaran penuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan ribuan para pekerja kemudian melancarkan aksi protes menuntut hak-hak mereka segera dipenuhi perusahaan. Demonstrasi itu pun berujung rusuh lantaran massa didorong kepolisian China untuk bubar.
Tampak dalam video yang diunggah CNN, para pedemo melempar barang-barang mulai dari kardus hingga kontainer plastik ke arah aparat kepolisian.
Video-video itu sempat ramai di media sosial China, namun segera disensor Beijing.
Permintaan untuk tes swab antigen di China memang anjlok setelah Beijing mencabut kebijakan protokol ketat nol-Covid.
Selain tak lagi melakukan lockdown, pemerintah Xi Jinping juga tak lagi menerapkan wajib tes swab untuk Covid-19.
Pihak perusahaan Zybio Inc tak merespons permintaan konfirmasi CNN soal kabar bahwa para pekerjanya belum mendapatkan gaji atau tak dibayar secara penuh.
Sebelumnya, jutaan para petugas tes Covid-19 di China menganggur usai pemerintah mencabut aturan soal protokol kesehatan.
Diberitakan South China Morning Post, Zhao Yonggang, seorang apoteker mengaku perusahaan medisnya mengurangi jumlah lokasi tes Covid-19 dari 100 jadi tujuh.
Tak hanya itu, dia mengaku jam kerjanya terpangkas termasuk gajinya. Zhao saat ini cuma bisa membawa pulang 200 yuan sehari.
"Lokasi tes Covid-19 semakin lama semakin sedikit," kata warga dari Xian, Provinsi Shaanxi itu.
"Saya tidak bisa mendapat pekerjaan yang sesuai, jadi saya di rumah saja."
Zhao hanya satu dari jutaan orang yang terdampak soal pencabutan kebijakan nol-Covid China. Banyak pekerja lain seperti staf medis, teknisi lab, pegawai kontrak, hingga petugas penjaga yang turut menjadi korban penghentian mendadak ini.
(blq/bac)