AS-Jepang Ancam Balas jika China Lancarkan Serangan di Ruang Angkasa

CNN Indonesia
Kamis, 12 Jan 2023 10:18 WIB
Menlu AS Antony Blinken menegaskan bahwa serangan dari atau di ruang angkasa juga bakal dianggap sebagai gempuran ke Jepang. (AFP/Andrew Harnik)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat dan Jepang mengancam bakal mengambil tindakan balasan jika China melancarkan serangan di atau dari ruang angkasa.

Ancaman itu terlontar dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dengan Menlu Jepang, Hayashi Yoshimasa, dan Menhan Hamada Yasukazu, Rabu (11/1).

Blinken, menegaskan bahwa serangan dari atau di ruang angkasa juga bakal dianggap sebagai gempuran ke negara mereka.

Dengan demikian, mereka akan mengambil tindakan sesuai dengan Pasal V Perjanjian Keamanan AS-Jepang yang diteken pada 1951 silam.

"Kami sepakat bahwa serangan ke, dari, atau di ruang angkasa merupakan tantangan jelas, dan kami menegaskan bahwa tergantung jenis serangan itu, bisa memicu pengaktifan Pasal V dari kesepakatan keamanan kami," ujar Blinken, seperti dikutip CNN.

Pasal V dari perjanjian itu berbunyi, "Kedua pihak mengakui bahwa serangan bersenjata terhadap salah satu pihak di wilayah di bawah pemerintahan Jepang akan berbahaya bagi perdamaian dan keamanan, dan mendeklarasikan kami akan bertindak berdasarkan bahaya bersama sesuai konstitusi kami."

Untuk memperkuat kerja sama itu, Blinken dan Yoshimasa akan menandatangani kesepakatan terkait ruang angkasa pada pekan ini, ketika mereka berkunjung ke markas NASA di Washington.

Jepang dan AS menyatukan kekuatan di tengah peningkatan ancaman keamanan ketika China terus mengembangkan sistem persenjataan hipersonik mereka.

China bahkan sudah berhasil menguji coba salah satu rudal hipersonik mereka pada 2021. Uji coba itu membuat AS ketar-ketir karena rudal tersebut dilaporkan dapat mengitari Bumi, dan menembak target selagi terbang.

Sebagaimana dilansir AFP, hipersonik merupakan temuan termutakhir dalam teknologi rudal. Dapat terbang lebih rendah, rudal hipersonik lebih sulit dideteksi ketimbang rudal balistik.

Hipersonik bisa mencapai target lebih cepat. Rudal itu juga dapat menjadi lebih berbahaya jika dipasangi hulu ledak nuklir.

Saat ini, baru AS, Rusia, China, dan Korea Utara yang pernah menguji coba hipersonik. Sejumlah negara lainnya baru dalam tahap pengembangan teknologi tersebut.

(has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK