Kelompok 'Pemuja Setan' TST Pernah Mau Bantu Muslim AS, Kenapa?
Sebelum bikin heboh karena mengklaim bakal menggelar pertemuan pemuja setan terbesar di Amerika Serikat tahun ini, The Satanic Temple (TST) juga pernah menarik perhatian karena menawarkan bantuan bagi Muslim.
Kelompok itu mengulurkan tangannya bagi Muslim pada 2015 lalu, ketika sentimen anti-Islam sedang berkembang di berbagai belahan dunia karena serangan teroris di Paris, Prancis.
"Jika ada orang di Minneapolis yang merupakan Muslim dan takut keluar dari rumah karena takut perlawanan, jangan ragu datang ke kami," demikian pengumuman TST cabang Minneapolis melalui Facebook.
"Kami akan dengan senang hati mengawal kalian ke mana pun kalian mau pergi tanpa menunjukkan kehadiran kami-hanya orang-orang bertubuh besar saja berdiri di samping kalian."
Tak seperti biasanya, unggahan TST di Facebook itu dibanjiri komentar-komentar berisi dukungan bagi kelompok yang menggambarkan diri sebagai pemuja setan itu.
Meski demikian, masih ada sejumlah pihak yang memandang sinis pengumuman itu, menduga TST punya maksud terselubung. Namun, salah satu pendiri TST, Doug Mesner, memastikan bahwa niat itu tulus.
"Sentimen itu datang dari ketulusan dan empati. Mereka [TST Minneapolis] khawatir akan keberadaan orang-orang di komunitasnya," ucap Mesner kepada Esquire.
"Kami ingin membantu kelompok-kelompok yang disingkirkan dan menggunakan sumber daya kami untuk membantu. Jika Muslim Amerika, yang jelas tak melakukan kekerasan, diperlakukan tidak baik, kami berempati dan mendukung mereka."
Wawancara ini mengubah pandangan publik yang sebelumnya negatif terhadap TST akibat sejumlah kampanye mereka.
Sejak berdiri pada 2012 lalu, TST memang kerap menggelar aksi kontroversial untuk mengamalkan misi utama mereka.
"Misi The Satanic Temple adalah untuk mendorong kebajikan dan empati, menolak otoritas tirani, mengadvokasi akal sehat praktis, menentang ketidakadilan, dan mengejar tujuan mulia," demikian pernyataan di situs TST.
Salah satu pendiri TST, Malcolm Jarry (bukan nama sebenarnya), mengaku kepada The New York Times bahwa ia sejatinya tak percaya kepada setan.
Namun, sedari dulu ia kerap membayangkan betapa efektif penyampaian pesan jika menggunakan organisasi berbau setan.
Bagaimana sebenarnya aksi TST? Baca di halaman selanjutnya >>>